Maknai Hari Pahlawan, Petani Milenial Binaan Pupuk Kaltim ini Ajak Generasi Muda Bertani

Loading

goodmoneyID – Petani milenial binaan Pupuk Kaltim, Iqbal Abipraya (27) mengajak anak muda untuk memaknai hari pahlawan dengan berkontribusi di dunia pertanian. Menurutnya, bertani tidak hanya berbicara lapangan kerja, tapi juga memberi kehidupan bagi orang banyak. Sebab sektor pangan dan kebutuhan pokok masyarakat dipenuhi oleh pertanian, yang juga menjadi penyumbang oksigen terbesar dengan tumbuhan hijau yang dikelola. Disamping itu, sektor pertanian yang secara konsisten bertumbuh menjadi salah satu sektor penyokong pemulihan ekonomi nasional.

“Jika ditinjau dari pengalaman, menjadi petani malah pekerjaan yang paling diidamkan pada masa tua seseorang. Jadi kenapa tidak kita mulai saja dari muda,” ujar Iqbal.

Sarjana Agroteknologi dari Fakultas Pertanian Universitas Jember ini menjelaskan, saat ini banyak sekali peluang di dunia pertanian yang sebenarnya bisa didapat dari generasi milenial untuk menjadi agripreneur.

Bergerak di industri vital sebagai penyangga utama ketahanan dan kedaulatan pangan, profesi sebagai petani ini memiliki prospek yang cukup besar untuk tumbuh. Iqbal juga mengatakan pilihan bertani merupakan caranya untuk mematahkan stigma dan anggapan kalau profesi ini paling rendah dari jenis pekerjaan lainnya.

Kemampuan agripreneur muda saat ini akan penguasaan inovasi dan digitalisasi mampu membuat profesi petani mencapai posisi tertinggi sektor pertanian yang ditopang dengan pengaplikasian secara optimal. Bukan hal mustahil industri pertanian yang sebelumnya mendapat stigma tradisional bisa menjadi lebih modern dan tumbuh karena generasi muda yang kian bersatu.

“Dasarnya (ilmu) kita punya, tinggal komitmen untuk menerapkan agar sektor pertanian Indonesia bisa maju. Makanya menjadi petani ini adalah suatu pengabdian, karena selain ketekunan, regenerasi juga dibutuhkan,” jelas Iqbal.

Pemuda yang berasal dari Pematang Siantar ini bercerita saat ini dirinya tengah menggarap beberapa jenis komoditas seperti jagung, ketela pohon, pepaya hingga cabe di atas lahan seadanya. Secara perlahan upayanya memanfaatkan lahan seadanya tersebut menunjukan hasil yang baik, hingga memotivasinya melirik potensi lain untuk dikembangkan di luar padi dan jagung yang selama ini menjadi komoditas andalan Kabupaten Jember. Melihat topografi lahan Desa Mayangan sangat cocok untuk ditanami hortikultura, ayah satu anak ini kemudian mulai menanam jenis semangka tanpa biji, diatas Tanah Kas Desa (TKD) yang hingga kini ditekuninya.

“Ini sudah tahun ketiga saya bertani dan Alhamdulillah lahan garapan saat ini sudah sekitar 25 hektare, dari awal hanya 1-2 hektare,” kata Iqbal, saat panen raya semangka Program Makmur Pupuk Kaltim beberapa waktu lalu.

Dia sengaja memilih semangka karena buah tersebut tidak mengenal musim. Dalam satu tahun, dia bisa empat kali panen, dengan masa tanam selama 60 hari. Potensi ini pun dinilai menguntungkan, karena masa panen yang tidak lama dan memberikan jaminan terhadap petani penggarap secara berkelanjutan.

“Tiap satu hektare lahan, saya mempercayakan pada 4 orang. Satu tenaga musiman ditambah 3 anggota pengelola, sehingga saat ini ada sekitar 100 petani yang tergabung,” lanjut Iqbal.