goodmoneyID – Sebelum adanya pandemi Covid-19, kondisi perekonomian Indonesia masih menunjukkan pertumbuhan yang positif. Namun setelah Virus covid-19 ditemukan di Indonesia pada awal Maret 2020 tren IHSG menjadi menurun. Karena pada saat itu muncul isu-isu mengenai Covid-19 yang mulai meluas dari Wuhan ke Jepang, Korea dan Negara Singapura yang paling dekat dengan Indonesia.
Sehingga penurunan ini menyebabkan IHSG kita mengalami penurunan sampai di bawah level 4000. Penurunan ini tentunya juga tidak lepas dari sentimen investor yang melihat bahwa pemerintah Indonesia pada waktu itu belum serius dalam menangani Covid-19 ini sehingga ketika krisis kesehatan terjadi dan sentimen-sentimen itu ada, membuat para investor lebih memilih untuk menarik dananya dari pasar modal sehingga hal tersebut tentunya membuat harga saham mengalami penurunan.
Pergerakan pasar modal apabila ini adalah investasi maka akan sangat dipengaruhi oleh perusahaan. Ketika PSBB terjadi banyak perusahaan-perusahaan yang kolaps. Jika kita lihat pada hari ini, perusahaan-perusahaan yang listing di pasar modal, yang berperan di bidang pariwisata semuanya negatif.
Sehingga kalau kita lihat, tidak hanya aspek finansial perusahaan yang terpukul karena pandemi covid-19, namun juga aspek riil dan fundamental juga ikut terkena imbasnya. Sehingga wajar saja harga saham sempat jatuh atau bahkan sekarang harga saham performance nya tidak sebaik sebelum terjadinya pandemi.
Meskipun banyak perusahaan-perusahaan yang tidak mampu bertahan di tengah kondisi saat ini, namun Direktur Eksekutif AEI Samsul Hidayat, mengatakan ada beberapa sektor yang survive dan cukup menjanjikan pasca pandemi.
“Ini sekedar gambaran melihat tren yang terjadi, sepertinya dalam sektor telekomunikasi itu sektor rasanya ga ada matinya. Orang akan makin banyak melakukan kegiatan online lebih banyak kedepan. Kegaiatan yang sifatnya baru seperti webinar bakal diadopsi kedepan, karena sifatnya praktis,” ucap mantan Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia, Samsul Hidayat dalam acara webinar goodmoneyID X Media Emiten tentang “Menangkap Peluang Indonesia Menjadi Kekuatan Ekonomi Dunia Pasca Pandemi” Senin (15/11/21).
Sektor telekomunikasi dan digital kedepan bakan lebih banyak, sebab pola bisnis konvensional sebentar lagi akan ditinggalkan, termasuk di sektor keuangan dan lainnya, semua akan mengadopsi digitalisasi.
Selain sektor komunikasi, Samsul juga menuturkan sektor konsumsi jugavterbilang cukup menjanjikan, karena ini adalah kebutuhan premier manusia.
Ketiga, sektor energi terbarukan. Meskipun kini profresnya belum kentara Samsul optimis kedepan energi terbarukan menjadi salah satu hal yang menjadi prioritas. Hal ini sangat menjanjikan untuk investor masuk, karena saat ini harganya masih terjangkau.
Terbukti saat ini perusahaan telekomunikasi kinerjanya justru membaik pada masa pandemi ini. Selama pandemi ini perusahaan Telkomsel, XL, Indosat memiliki laba yang luar biasa, karena pemakaian internet selama Work From Home (WFH) dan belajar dari rumah semakin tinggi.
Dan beberapa perusahaan yang bergerak di sektor food and beverage seperti halnya indofood sukses makmur juga cukup baik karena meskipun pandemi ini melanda, kinerja perusahaannya tetap naik, hal tersebut dikarenakan perusahaan Indofood memproduksi kebutuhan dasar yang saat ini juga dibutuhkan.
“Saya kira itu sektor yang menarik, kita lihat di Pasar Modal juga banyak sektor yang mulai naik. Dan kini platform perdagangan (E-commerce) sudah masuk ke pasar modal, jadi yang merasa tertarik lihat juga apakah ini benar benar sesuatu tempat berinvesati yang menarik kita bisa lihat tren kehiduapan bisnis dan tren gaya hidup. Orang sekarang belanja makan aja sudah ga mau jalan, tinggal klik. jadi itulah kedepannya yang mungkin bisa menjadi patokan kita berinvestai yang lebih menghasilkan pasca pandemi,” pungkas Samsul.