goodmoneyID – Dompet digital DANA siap menjadi pionir dalam pengimplementasian Standar Nasional Open API (SNAP) Pembayaran yang dicanangkan Bank Indonesia melalui Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025. DANA memandang SNAP bukan saja menciptakan sistem pembayaran yang efisien, efektif dan aman bagi masyarakat, tapi juga membuka peluang kolaborasi yang lebih luas bagi industri guna meningkatkan inklusi keuangan.
“DANA menjadi salah satu anggota dalam Working Group Nasional Open API, yang mana DANA terlibat aktif dalam perumusan pedoman teknis dan tata kelola Open API. Oleh karena itu, DANA merupakan first mover yang akan menerapkan SNAP bersama denga first movers lainnya pada Juni 2022. Ini adalah bentuk dukungan kami untuk menciptakan sistem pembayaran yang efisien, efektif, aman dan andal sebagaimana digariskan BI lewat peluncuran SNAP. Sebelumnya, DANA juga udah mengimplementasikan fitur QRIS baik untuk MPM (merchant presented mode), CPM (customer presented mode), TTM (tanpa tatap muka), TTS (transfer, Tarik, setor) dan Cross Border,” kata Vince Iswara, CEO dan Co-Founder DANA saat acara DANA Connect yang digelar secara virtual, baru-baru ini.
Vince menambahkan, DANA telah menyusun strategi dan timeline integrasi dengan sejumlah pihak untuk implementasi SNAP di 2022, di antaranya dengan BRI, BCA dan Bukalapak. Dengan menerapkan standar keamanan praktik layanan Open API yang telah merata serta sistem yang lebih andal, secara jangka panjang DANA turut memberikan dampak dalam memperluas akses layanan keuangan, mengintegrasikan berbagai layanan perbankan, memudahkan pengelolaan keuangan, dan meningkatkan keamanan nasabah.”
SNAP diliuncurkan BI sebagai standar nasional untuk menyeragamkan bahasa, protokol, instruksi dan lain sebagainya yang memfasilitasi interkoneksi antar aplikasi sehingga mampu mendorong percepatan pelaku sistem pembayaran dalam melakukan kerja sama digital dan mampu menekan biaya transaksi konsumen.
SNAP akan mendorong integrasi, interkoneksi, dan interoperabilitas, sehingga meningkatkan efisiensi sekaligus interlinkage antara penyedia jasa pembayaran (PJP) bank dan PJP non-bank, maupun pelaku ekonomi digital lainnya.
Deputi Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia, Novyanto mengatakan, kerangka kebijakan sistem pembayaran BI dibangun atas tiga pilar.
Pertama, kebijakan harus mengarahkan pada industri sistem pembayaran yang sehat, kompetitif, dan inovatif. Kedua, harus berlandaskan praktik pasar yang sehat, efisien, dan wajar dalam penyelenggaraan jasa sistem pembayaran. Ketiga, harus menjamin adanya integrasi, interkoneksi, dan interoperabilitas secara aman dan andal dalam konteks penyelenggaran infrastuktur. Open API (application programming interface) Pembayaran menjadi bagian penting dalam mewujudkan tiga pilar sistem pembayaran tersebut.
“Implementasi SNAP dapat mengurangi fragmentasi industri dan mendorong akselerasi digitalisasi ekonomi dan keuangan, mendorong interlinkage antara PJP bank, PJP non-bank, dan non PJP, serta meningkatkan efisiensi sistem pembayaran. Dari sisi konsumen, implementasi SNAP memberikan kemudahan dalam melakukan transaksi, meningkatkan opsi produk layanan berbasis customer experience, dan membuat biaya transaksi menjadi lebih terjangkau,” kata Novyanto.
Tata Martadinata, Head of Product and Technology Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), mengatakan Open API bukan sesuatu yang baru di Indonesia dan sudah diimplementasikan oleh banyak pihak baik bank maupun non-bank. Namun, belum ada standardisasi Open API mengingat fitur transaksi selalu berkembang mengikuti kebutuhan industri sistem pembayaran.
Tantangan berikutnya dalam implementasi SNAP adalah penggunaan standar keamanan yang beragam dan belum merata antar penyedia jasa pembayaran. Selain itu, perlu juga disiapkan mitigasi kejahatan siber terkait dengan penerapan Open API. Dari sisi perlindungan konsumen, diperlukan pengelolaan data yang baik karena model kerja sama bisnis yang terus berkembang melibatkan banyak pihak yakni penyedia API dan end user.
“Standardisasi Open API dikelompokan menjadi 22 fitur, yang mana terdiri dari 5 fitur dasar meliputi registrasi, informasi saldo, riwayat transaksi, transfer kredit, dan transfer debit. Terlepas dari tantangan yang dihadapi, standardisasi open API sangat diperlukan karena akan mendorong interkoneksi, interoperabilitas, dan kompatibilitas penyelenggara open API pembayaran, sehingga meningkatkan efisiensi. Implementasi SNAP juga memperluas kesempatan pelaku industri untuk bekerja sama dan mendorong potensi inovasi produk serta layanan yang consumer centric. Sementara bagi konsumen, bisa menjadi alternatif sarana pembayaran yang cepat, mudah, murah, aman dan andal sesuai preferensi konsumen terhadap layanan keuangan digital,” papar Tata.
Hafiz Arraja, Head of Engineering Bukalapak, mengatakan, “Masyarakat yang menginginkan a fair economy bisa mendapatkannya dengan adanya SNAP. Di Bukalapak, yang meagusung misi “a fair economy for all”, kami menghadapi tantangan terkait teknologi yang tidak murah, mudah dan cepat, lalu masalah infrastuktur dan yang terakhir adalah inklusi keuangan. SNAP merupakan semacam kombinasi antara teknologi dan infrastruktur. SNAP memberikan kemudahan untuk menciptakan teknologi dan infrastruktur yang tidak terjangkau ini guna mencapai inklusi finansial.”
Fajar Ujian Sudrajat, Vice President Application Management and Operation Division BRI, dalam acara tersebut juga menyatakan kesiapan BRI untuk mengimplementasikan SNAP. “Secara strategi untuk Open API, BRI memiliki brand yaitu BRI API yang mungkin akan terimplikasi cukup besar untuk mengikuti SNAP sehingga konektivitas ke para pihak menjadi lebih cepat. Security, privacy, dan reliability menjadi faktor kunci tantangan dalam era open banking.”