goodmoneyID – Kehadiran teknologi digital telah melahirkan banyak lapangan kerja baru, salah satunya gamer Esports. Kelihatannya sepele hanya bermain game di ponsel atau personal computer (PC), namun ternyata bisa menghasilkan uang lho.
“Kalau dapat juara tuh, pihak management bisa dapat banyak. Umumnya mereka dapat 15%-20% dari total hadiah yang dimenangkan,” ujar Ricky Irafeal, Ketua EHO Sports.
Booming Esports tidak hanya dinikmati oleh para pengembang dan distributor gamenya saja, melainkan juga oleh para pemain. “Kalau players yang masuk management ya mereka dapat uang perbulan. Tapi, kalau diluar management mereka tuh seperti jadi streamer game di youtube, ikut kompetisi, jadi game tester dan joki game juga bisa dapat duit banyak,” kata Ricky.
Ricky yang sudah empat tahun menggeluti dunia Esports ini, menjelaskan player setiap bulannya digaji paling kecil Rp2 juta, dan paling gede per player bisa dapat sampai puluhan juta. Hal itu tergantung seberapa besar perusshaan eports yang menaunginya.
Diketahui proses perekrutan player esports ini dapat melalui baik turnamen maupun audisi, tapi yang paling sering dilakukan yaitu lewat turnamen. Biasanya bibit bibit juara pada setiap turnamen diberi kesempatan untuk mengikuti training beberapa bulan. Jika mereka cocok dan bagus mainya, mereka akan langsung dikontrak oleh management Esports.
Biasanya players ini merupakan anak warnet, ataupun mahasiswa. Pendidikan players dijamin oleh management dengan program home schooling, karena si player yang sudah direkrut akan tinggal dan menetap di base camp.
Ricky sendiri bersama timnya dibawah naungan EHO Esports sudah pernah mewakili Indonesia di ajang internasional pada game Rules of Survivals dan mendapat hadiah sebesar USD8.000. Pada 26 Oktober 2019, ia akan menyelenggarakan invitation top land season empat.
Kompetisi Esports di Indonesia sendiri, sebenarnya sudah ada sejak era 90-an. Dulu dikenal sebagai Indonesia Gamers, sekarang disebut dengan Liga Game. Dengan dukungan teknologi digital serta maraknya penggunaan smartphone, kompetisi esport saat ini digandrungi banyak orang, khususnya kaum milenial.
Menurut data yang dihimpun dari Newzoo, perusahaan penyedia data analitik industri game dan Esports, pada laporan prediksi tahunannya, pada tahun 2019 diprediksi revenue global Esports mencapai US$1,1 miliar atau sekitar Rp15,4 triliun, angka ini naik 26,7% dibandingkan tahun kemarin.
Selain merilis proyeksi pendapatan, Newzoo juga menyatakan total penonton. Total penonton game esport dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, terhitung pada tahun 2018 jumlah penonton esport mencapai 395 juta orang. Angka ini akan tumbuh di tahun 2019 mencapai 454 juta orang, jumlah itu termasuk 201 juta yang merupakan penonton “Esports Enthusiasts” (penonton tetap). Diprediksi pada tahun 2022 total penonton Esports akan mencapai 645 juta orang, dengan jumlah penonton tepat mencapai 297 juta orang.
Pada 2019, persebaran penonton Esports di dunia didominasi oleh kawasan Asia-Pasifik yang menyumbang 57% dari total penonton tetap. Peringkat kedua ditempati Eropa dengan 16%, disusul Amerika Utara dengan 12%. Artinya potensi pendapatan gamer di Indonesia dalam waktu kedapan dilihat dari jumlah penontonya khususnya Asia-Pasifik sangat besar.