goodmoneyID – Pada paruh pertama tahun 2022, Bank OCBC NISP berhasil mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 12% YoY yang didorong oleh peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar 4% YoY dan penurunan pada beban cadangan kerugian penurunan nilai sebesar 16% YoY. Tidak hanya itu, kinerja keuangan utama Bank turut mencatatkan pertumbuhan positif di Semester I 2022 ini.
Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja, mengatakan secara keseluruhan penyaluran kredit meningkat 10% YoY pada Semester I 2022 yang terutama didorong oleh pertumbuhan kredit perbankan ritel sebesar 15% dan kredit perbankan bisnis sebesar 7%.
“Penyaluran kredit Bank OCBC NISP untuk para pelaku usaha perempuan melalui program TAYTB Women Warrior mencatat peningkatan signifikan sebesar 41% YoY dan peningkatan jumlah nasabah sebesar 20% YoY pada Semester I 2022,” ucap Parwati Surjaudaja, dalam keterangan resminya, Selasa (2/8).
Selain karena menjalankan penyaluran kredit dengan tetap berpedoman pada prinsip kehati-hatian, pemulihan ekonomi berkontribusi positif pada penurunan rasio NPL di Bank OCBC NISP. Pada akhir Juni 2022, NPL gross berada pada level 2,4% sementara NPL net berada pada level 0,8% di mana keduanya mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
“DPK tumbuh sebesar 14% YoY pada posisi akhir Juni 2022 dengan komposisi CASA sebesar 56,7% dibandingkan dengan total DPK. Komposisi ini mengalami peningkatan yang pesat jika dibandingkan dengan Juni 2019 di mana komposisi CASA Bank OCBC NISP sebesar 37,6%,” ujar Parwati Surjaudaja.
Jumlah transaksi melalui ONe Mobile pada Semester I 2022 mengalami peningkatan sebesar 31%, nilai transaksi mengalami peningkatan sebesar 24%, sementara jumlah pengguna bertambah 19% dibandingkan periode yang sama di tahun 2021. Untuk nasabah korporasi, layanan Velocity@ocbcnisp mengalami pertumbuhan nilai transaksi sebesar 27%, jumlah frekuensi transaksi dan pengguna masing-masing sebesar 20% dan 15% dibandingkan periode yang sama di tahun 2021.
Penyaluran KPR mencatat kenaikan sebesar 26% YoY termasuk didukung oleh program KPR Easy Start, kredit kepemilikan rumah dengan skema cicilan terjangkau dan bertingkat untuk generasi muda
“Walaupun Indonesia mencatat pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil, pertumbuhan ekonomi global diprediksi berada pada kisaran 3,0% tahun ini dan tahun depan. Ditambah dengan terus berlanjutnya perang antara Rusia dan Ukraina, ketidakpastian dan ancaman resesi semakin sulit dihindari. Kondisi Indonesia sendiri menurut Kementerian Keuangan masih cukup positif terlihat dari utang luar negeri pemerintah dan utang korporasi yang menurun. Untuk itu, kita perlu tetap optimis sekaligus waspada agar terus dapat menangkap peluang di tengah ancaman resesi,” tutup Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur Bank OCBC NISP.