goodmoneyID – PT Bank BCA Syariah (BCA Syariah) berhasil mempertahankan kinerja yang kokoh di tengah kondisi ekonomi yang penuh tantangan sepanjang Semester 1 2020.
Direktur BCA Syariah Pranata mencatat, pertumbuhan nilai total aset BCA Syariah sampai bulan Juni 2020 berhasil mencapai Rp8,5 triliun atau tumbuh 21,05% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya (yoy). pertumbuhan ini diatas rata-rata pertumbuhan industri perbankan syariah, yang hanya tumbuh sebesar 9,4% (yoy) pada April 2020.
Dari sisi Compounded Annual Growth Rate (CAGR) atau rata-rata pertumbuhan tahunan bank, Pranata menyebut bahwa BCA Syariah mampu mengungguli kinerja yang dicatat perbankan umum syariah (BUS), jika melihat dari sisi pertumbuhan nilai aset.
“Total aset sejak kita buka atau konversi di 2010 sampai 2019, rata-rata pertumbuhan CAGR berada di angka 29%. Dibandingkan rata-rata Bank Umum Syariah di kisaran 17,8%,” ungkap Pranata saat telekonferensi secara virtual, Jakarta, Senin (27/7).
Pranata menambahkan, penyaluran pembiayaan perusahaan juga naik 16,18% (yoy) menjadi Rp 5,7 triliun, dengan komposisi pembiayaan yang didominasi oleh segmen komersial sebesar Rp4,3 triliun dengan komposisi sebesar 76,4%, diikuti oleh pembiayaan UMKM sebesar Rp1,2 triliun dengan komposisi 21,3% dari total pembiayaan.
“Dari sisi kualitas, maupun gross atau nett tercatat cukup sehat. Dimana npf (non-performing financing) gross kita 0,69% dan npf nett tercatat 0,21%. Prinsip kehati-hatian yang senantiasa diterapkan BCA Syariah dalam penyaluran pembiayaan juga tercermin dari tingkat Loan at Risk (LaR) BCA Syariah, yang berada pada posisi 6,73%, turun dibandingkan Juni 2019 yang tercatat 6,82%,” tambahnya.
Dari sisi permodalan, BCA Syariah juga mencatat rasio cukup baik sepanjang semester 1 2020, dengan rasio kecukupan modal (CAR) di tingkat 38,45% pada bulan Juni 2020 atau meningkat 12,77% (yoy). Sementara Return on Asset (ROA) tercatat di angka 0,89% dan Return on Equity (ROE) 2,4%.
Dari sisi likuiditas, dana pihak ketiga (DPK), BCA Syariah mencatat pertumbuhan 7,46% (yoy) menjadi Rp 6 triliun di bulan Juni 2020. Dari jumlah tersebut, dana murah (CASA) mengalami penurunan dari 28% pada 2019 menjadi 25% pada Juni 2020. Menurut Pranata, hal tersebut berkaitan dengan strategi bank yang berupaya mengoptimalisasi modal masuk dalam rangka meningkatkan rasio pembiayaan terhadap deposito (FDR).
“Financing to deposit ratio (FDR) BCA Syariah tercatat di 94% (per Juni 2020), meningkat dibandingkan tahun sebelumnya di 91%. Ini berkaitan dengan strategi bank. Kita mengoptimalkan modal masuk sehingga meningkatkan rasio FDR,” jelasnya.
Alhasil, profitabilitas perusahaan meningkat secara berkesinambungan dengan perolehan laba sebelum pajak di Juni 2020 sebesar Rp37,3 miliar, meningkat 8,7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 34,3 miliar. Sementara laba bersih perusahaan tercatat sebesar Rp28 miliar.
Pranata juga mencatat, seiring dengan berlangsungnya situasi pandemi Covid-19, pihaknya mencatat pertumbuhan signifikan dari segi volume transaksi dan jumlah pengguna kanal digital bank, antara lain mobile banking dan internet banking.
Dimana sampai Juni 2020, perusahaan mencatat pertumbuhan volume transaksi sebesar 38,7% (yoy) menjadi Rp 1,2 triliun, melalui kanal mobile banking dan pertumbuhan sebesar 69,2% menjadi Rp80 miliar melalui kanal internet banking. Kanal elektronik seperti mesin ATM atau EDC juga alami pertumbuhan volume transaksi sebesar 3,7% menjadi Rp577 miliar.
Kemudian terkait jumlah pengguna, kanal mobile banking BCA Syariah meningkat sebesar 46% menjadi sebanyak 36,700 ribu pengguna, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sekitar 25,100 pengguna. Sementara pengguna internet banking Klik BCA Syariah meningkat 108% menjadi sebesar 5,800 pengguna dibandingkan tahun lalu di kisaran 2,800 pengguna.