goodmoneyID – Platform uang elektronik LinkAja hari ini mengumumkan investasi strategis dari Grab. Pendanaan ini menyepakati total komitmen hingga sekitar USD100 juta atau senilai (Rp 1,4 triliun). Grab memimpin tahapan seri B ini selaku pemegang saham minoritas. Ini adalah pertama kalinya LinkAja menerima investasi dari perusahaan swasta yang merupakan perusahaan teknologi besar. Secara bersamaan pendanaan ini juga dilakukan oleh investor terdahulu yakni Telkomsel, BRI Ventura Investama dan Mandiri Capital Indonesia.
Memulai bisnis operasionalnya pada 30 Juni 2019, LinkAja merupakan uang elektronik hasil sinergi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terkemuka di Indonesia. Sejak saat itu, LinkAja terus menghadirkan inovasi layanan pembayaran elektronik untuk pengguna dan mitranya, serta membangun ekosistem teknologi finansial yang berfokus pada kelas menengah/aspiran dan UMKM di Indonesia. LinkAja saat ini memiliki lebih dari 58 juta pengguna terdaftar, dengan lebih dari 80% penggunanya berasal dari kota-kota tier 2 dan 3 di Indonesia.
Pada bulan April 2020, LinkAja meluncurkan Layanan Syariah LinkAja sebagai uang elektronik syariah pertama dan satu-satunya di Indonesia yang telah mendapatkan izin sertifikasi Kesesuaian Syariah dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI) serta Bank Indonesia. Dalam enam bulan sejak diluncurkan, Layanan Syariah LinkAja memiliki lebih dari satu juta pengguna di Indonesia.
Adapun investasi strategis dari Grab meliputi berbagai sinergi dan potensi kolaborasi yang luas bagi kedua pihak. Sinergi dan kolaborasi baik dalam hal akses ekosistem maupun teknologi ini akan mempercepat dan meningkatkan inklusi keuangan bagi masyarakat Indonesia.
“Kami juga sangat berterima kasih atas kepercayaan dan dukungan dari seluruh pemegang saham dan Kementerian BUMN. Investasi tahapan Seri B dari Grab, Telkomsel, BRI Venture dan Mandiri Capital ini merupakan wujud kepercayaan atas model bisnis dan pencapaian awal yang telah diraih LinkAja dalam satu tahun sejak berdirinya LinkAja. Kami pun tentunya senantiasa membuka peluang kolaborasi bagi investor dan partner lainnya dari berbagai sektor yang memiliki visi dan misi serupa untuk meningkatkan kesejahteraan serta kemandirian masyarakat Indonesia melalui akselerasi inklusi keuangan dan ekonomi,” tegas Haryati, di Jakarta, Selasa, (10/11)
Sementraa itu, Managing Director of Grab Indonesia, Neneng Goenadi mengatakan Grab, bersama dengan Kementerian BUMN dan BUMN terkait berkomitmen untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan ekosistem startup di Indonesia. Uang tunai masih menjadi alat tukar utama di Indonesia, dan ada jutaan masyarakat Indonesia yang masih belum terjangkau oleh sistem perbankan tradisional.
“Kami memilih untuk berinvestasi di LinkAja karena secara bersama kami dapat mengakselerasi tujuan dalam mempercepat inklusi finansial di Indonesia. Kolaborasi strategis antara LinkAja dan ekosistem digital kami yang di dalamnya termasuk OVO dan Tokopedia memungkinkan kami untuk menyediakan beragam layanan cashless bagi semua lapisan masyarakat Indonesia dengan aman, nyaman dan mudah diakses,” ujar Neneng.
Dalam penggalangan dana investasi ini, Credit Suisse dan Hiswara Bunjamin & Tandjung bertindak sebagai lembaga eksklusif penempatan dana dan penasihat hukum untuk LinkAja, sementara Hadiputranto, Hadinoto & Partners bertindak sebagai penasihat hukum untuk Grab.
Di tengah tantangan ekonomi selama pandemi COVID-19, LinkAja mampu meningkatkan Nilai Transaksi Bruto (GTV) dan jumlah transaksi di kuartal ke-3 tahun 2020 (Juli – September) sebesar ~3x, dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya. Ini menunjukkan kemampuan tim manajemen yang kuat dan ketahanan model bisnis unik LinkAja.