goodmoneyID – Universitas Katolik Indonesia (UNIKA) Atma Jaya, OVO, dan Bareksa
hari ini secara resmi memperkenalkan inisiatif Fintech Academy sebagai upaya peningkatan
kualitas sumber daya manusia, mendorong literasi keuangan digital di Indonesia sekaligus
pengejawantahan program Kampus Merdeka yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Untuk merealisasikan visi Indonesia sebagai negara ekonomi digital terkuat di Asia Tenggara, institusi pendidikan tinggi harus berkolaborasi dengan pelaku industri untuk mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang kompeten dan siap menjadi ujung tombak bergeraknya roda ekonomi digital Indonesia.
Kuliah perdana Fintech Academy sendiri akan dilaksanakan pada awal Maret 2021 dengan tema Perkembangan Industri Fintech Indonesia dan Global yang akan ditayangkan melalui Youtube Universitas Katolik Atma Jaya.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nizam, mengucapkan selamat atas peluncuran program Fintech Academy yang digagas oleh antara Unika Atma Jaya, OVO, dan Bareksa. Transformasi ekonomi digital telah membawa Indonesia ke dalam lompatan – lompatan baru di dalam pembangunan ekonomi.
Dalam kurang dari satu dasawarsa, 5 dari 10 perusahaan unicorn dan decacorn di Asia Tenggara berasal dari Indonesia.
“Riset McKinsey menyatakan teknologi digital, terutama Artificial Intelligence (AI) dan Fintech di dalamnya, berpotensi meningkatkan PDB nasional hingga 12-18 persen dengan nilai mencapai US$366 miliar dalam 10 tahun ke depan. Untuk mencapai potensi yang sangat besar ini, kebutuhan kompetensi di bidang ekonomi digital, terutama fintech, akan sangat dibutuhkan masyarakat dan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan. Harapan kami program Fintech Academy dapat menjadi bagian program kampus merdeka untuk membangun talenta sumber manusia unggul untuk Indonesia maju, Indonesia jaya,” katanya, di Jakarta, Selasa (16/2).
Rektor Unika Atma Jaya, Dr. A. Prasetyantoko, menyatakan Unika Atma Jaya, OVO dan Bareksa secara aktif berkontribusi terhadap pendidikan Indonesia dan industri fintech, melalui pembentukan kurikulum yang mengacu pada perkembangan industri.
“Kami berkomitmen mengembangkan kurikulum fintech yang komprehensif, tidak hanya mata kuliah namun juga kesempatan untuk belajar langsung dari perusahaan fintech terbaik Indonesia dan mendapatkan mentor sesuai bidang eksplorasi yang dipilih,” ujarnya.
Presiden Direktur OVO / Founder & CEO Bareksa, Karaniya Dharmasaputra, menjelaskan Fintech Academy merupakan bentuk nyata atensi OVO dan Bareksa dalam menjawab masalah utama sumber daya manusia di industri fintech. Data AFTECH menunjukkan hingga Januari 2021 terdapat 375 perusahaan startup fintech di Indonesia dengan lebih dari 20 model bisnis.
Indonesia telah menjadi salah satu negara dengan jumlah startup fintech terbesar di ASEAN, untuk itu Fintech Academy dapat menjadi wadah untuk mempersiapkan dan mencetak sumber daya manusia untuk industri fintech, khususnya kepada Generasi Z di Indonesia yang saat ini jumlahnya mencapai 27,94 persen.
“Fintech Academy merupakan cara untuk menyiapkan SDM yang “siap-kerja” untuk
mengantisipasi perkembangan fintech yang pesat di Indonesia. Harapan kami kolaborasi ini dapat menjadikan Gen Z tidak hanya menjadi konsumen digital, namun menjadi generasi yang dapat memberikan inovasi dalam industri fintech dan dapat mengatasi masalah kesenjangan SDM di industri ini yang perlu ditangani secara kolaboratif,” kata Karaniya.
Pada tahap awal, Unika Atma Jaya, OVO, dan Bareksa akan memulai Fintech Academy dengan memberikan mata kuliah fintech dengan materi seperti big data, blockchain, e-money, e-investment, insurtech, P2P Lending, alternative credit scoring, dan lain-lain yang akan dibawakan langsung oleh pakar fintech dari OVO dan Bareksa.
Sesi mata kuliah fintech akan terbagi dalam sesi kuliah umum dan MOOC (Massive Open Online Courses / perkuliahan daring yang menawarkan akses terbuka melalui internet) yang memberikan kesempatan pada masyarakat untuk mengakses langsung materi ajar. Dalam jangka panjang, Fintech Academy akan mengembangkan Early Learning Program (ELP) Fintech untuk anak SMA, program magang di fintech, dan membuat program inkubasi startup untuk mahasiswa.
Pakar fintech, Poltak Hotradero yang juga menjadi salah satu dosen dalam program Fintech Academy mengatakan “ Ditopang oleh penetrasi internet yang berkembang pesat dan didukung oleh kelompok masyarakat yang belum tersentuh layanan perbankan maka industri fintech di Indonesia akan terus mengalami perkembangan yang signifikan dalam beberapa tahun ke depan.
Pemanfaatan fintech yang tumbuh tinggi harus diimbangi oleh sumber daya manusia yang
mumpuni agar dapat bekerja di sektor fintech. Industri fintech membutuhkan generasi muda yang merupakan penduduk usia kerja untuk mendorong berbagai inovasi solusi jasa keuangan agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.