Susahnya Aplikasi PeduliLindungi Diterapkan Di Pasar Tradisonal

Loading

goodmoneyID – Aplikasi PeduliLindungi yang di luncurkan oleh Pemerintah guna mentracking status penderita covid- 19 dan vaksinasi masal agaknya susah untuk diterapkan di Pasar Tradisional. Hal ini disampaikan oleh Muhamad Ainun Najib
Ketua Bidang Infokom DPP IKAPPI.

“Banyak hal yang harus di perbaiki, kami sudah koordinasi dengan kementerian kesehatan melalui zoom meeting beberapa waktu yang lalu menyampaikan beberapa faktor tentang sulitnya peduli lindungi diberlakukan di pasar tradisional,” ujar Muh Ainun Najib, dalam keterangan tertulisnya, Senin (27/9).

Sebelumnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah melakukan uji coba penerapan protokol kesehatan melalui aplikasi PeduliLindungi di pasar rakyat atau pasar tradisional. Hal itu demi memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengunjung sehingga dapat kembali menggerakkan ekonomi di pasar tradisional.

Namun, Muh Ainun Najib menyampaikan peduli lindungi tidak bisa di implementasikan di pasar dalam waktu singkat ini.

“Bukan berarti kami tidak setuju kami tetap mendorong agar pemerataan vaksinasi di pasar tradisional itu dilakukan, tetapi faktanya memang ini masih belum,” imbuhnya.

Kendala penerapan Aplikasi PeduliLindungi di Pasar Tradisional

1. Akses vaksin yang belum merata di pasar-pasar tradisional itu membuat pedagang masih belum cukup banyak mendapatkan vaksin, ini kami terus mendorong agar vaksinasi itu dilakukan di pasar tradisional

2. Persoalan peduli lindungi itu sendiri, bagi pedagang yang punya catatan kesehatan yang tidak bisa di vaksin itu juga harus mendapatkan alternatif yang juga di persiapkan di peduli lindungi.

“Jadi peduli lindungi tidak hanya sertifikat vaksin tetapi juga ada mungkin surat keterangan dokter atau sertifikat apa yang memungkinkan bahwa sertifikat sementara itu untuk mengakses peduli lindungi atau bisa masuk ke pasa,” kata Muh Ainun Najib.

Selain komorbid kami juga memikirkan pedagang yang baru saja terkena covid-19 dia harus isoman selama 3 bulan untuk bisa di vaksin, itu juga harus di dapatkan keterangan dari dokter atau sertifikat sementara dari peduli lindungi dan hal-hal lain.

3. Perangkat peduli lindungi yang ada di pasar tradisional, perangkat itu ada dua, pertama scaning barcode yang ada di depan pasar karena kalau manual membutuhkan waktu cukup lama dan bisa mengakibatkan penumpukan karena SDM keamanan pasar itu kan terbatas.

Kedua perangkat smarphone itu tidak semuanya dimiliki oleh pedagang, pedagang belum memiliki banyak smartphone sehingga peduli lindungi tidak bisa di akses oleh pedagang, seperti mbok-mbok yang tidak punya handphone android itu sulit juga apalagi tidak banyak yang melek teknologi.

“Banyak faktor yang seharusnya bisa di perbaiki terlebih dahulu tetapi apapun yang terjadi kalau memang itu dipaksakan kami berharap tidak saklek pemerintah atau pengelola pasar karena akan terjadi gesekan,” pungkasnya.