goodmoneyID – Menteri Perdagangan RI, Agus Suparmanto menyebutkan ASEAN maupun Indonesia berpotensi mengembangkan kerja sama ekonomi dan perdagangan yang saling menguntungkan dengan Inggris.
Mendag menyambut baik proposal Inggris untuk menjadi Mitra Dialog ASEAN dan membahas potensi kerja sama ekonomi ASEAN – Inggris, terkait Sustainable and Resilient Recovery and Growth dan Digital Innovation on Supporting MSMEs.
Selain itu, ASEAN membahas berbagai isu perkembangan global dan regional terkait Covid-19, Brexit, dan penyederhanaan tarif Inggris berdasarkan aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
“Saya memiliki keyakinan yang kuat bahwa ekonomi Indonesia dan Inggris akan saling melengkapi, begitu pula antara ASEAN dan Inggris,” ujar Mendag Agus dalam Pertemuan AEM Troika Open-ended Dialogue with UK Trade Ministers secara virtual pada Rabu (26/8).
Mendag Agus menjelaskan, hal ini tergambarkan dari total perdagangan bilateral Indonesia dengan Inggris yang mencapai USD2,4 miliar. Nilai ekspor Indonesia tercatat sebesar USD1,3 miliar dan impor USD1 miliar, sehingga Indonesia surplus USD300 juta.
Sementara, data statistik Sekretariat ASEAN menunjukkan, Inggris merupakan mitra dagang ASEAN ke-13 dengan total perdagangan tahun 2019 sebesar USD35,7 miliar.
Sedangkan untuk investasi, Inggris menempati posisi ke-6 sebagai mitra ASEAN dengan nilai USD7,7 miliar. Potensi kerja sama ekonomi ASEAN dengan Inggris yaitu di bidang ekonomi digital, teknologi finansial khususnya untuk UMKM, dan kerja sama terkait lingkungan. Serta di bidang perubahan iklim dan energi dengan mendukung bisnis yang menggunakan dan mengembangkan energi rendah karbon di sektor ekonomi hijau (green growth).
Selain Pertemuan AEM Troika Open-ended Dialogue with UK Trade Ministers, pada hari yang sama Mendag Agus juga menghadiri Pertemuan AEM Caucus on RCEP untuk mempersiapkan Pertemuan Menteri Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) ke-8, Kamis (27/8).
Para Menteri membahas perkembangan perundingan RCEP dan mengkonsolidasikan posisi ASEAN atas sejumlah kecil isu perundingan yang tersisa. Hal ini bertujuan agar mandat para Kepala Negara/Pemerintahan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-3, November 2019 dapat terlaksana, yaitu target penandatanganan perjanjian RCEP pada November 2020.
Pada pertemuan tersebut, Mendag Agus mengungkapkan, Indonesia selaku Negara Koordinator Perundingan RCEP mengimbau agar seluruh negara anggota ASEAN memiliki posisi yang solid dalam memimpin dan mendorong kemajuan perundingan RCEP menuju penyelesaian tahun ini.
“ASEAN harus menunjukkan solidaritasnya untuk menyelesaikan isu-isu outstanding perundingan RCEP yang tersisa. Hal ini mengingat waktu untuk mencapai target penandatanganan Perjanjian RCEP tahun ini semakin sempit. Negara anggota ASEAN perlu menunjukkan komitmen yang kuat serta fleksibilitasnya untuk menyelesaikan isu-isu yang tersisa,” pungkas Mendag Agus.