Bank Syariah Indonesia Jadi Pintu Masuk Pendorong Pertumbuhan Ekonomi

Loading

goodmoneyID – Potensi pertumbuhan ekonomi yang positif tahun ini harus dijaga dan direalisasikan. Salah satunya lewat peluang bisnis syariah.

Menurut Rektor Institut Agama Islam Tazkia Murniati Mukhlisin, masyarakat bisa mulai merencanakan keuangan keluarganya sesuai koridor syariah agar bisa bertahan dan bangkit dari pandemi.

Selain itu, peluang bisnis syariah di bidang makanan dan minuman, pakaian, kosmetik dan farmasi, serta pariwisata juga bisa dimaksimalkan di tengah mulai munculnya momentum pertumbuhan industri ekonomi syariah di Indonesia.

“Keuangan syariah termasuk fintech syariah sendiri sudah mendapatkan momentumnya, yang gerakannya langsung dipimpin oleh Presiden melalui KNEKS [Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah] guna membawa Indonesia menjadi kiblat ekonomi dan keuangan syariah dunia pada tahun 2024,” ujar Murniati, di Jakarta , Selasa (12/1).

Menurutnya saat ini Indonesia sudah dalam jalur tepat untuk memaksimalkan segala potensi ekonomi syariah yang ada. Salah satu buktinya, mulai tahun ini akan ada satu bank syariah besar yang lahir.

Bank tersebut bernama PT Bank Syariah Indonesia Tbk., yang merupakan hasil penggabungan usaha tiga bank milik anak usaha BUMN yakni PT Bank BRIsyariah Tbk., PT Bank BNI Syariah, dan PT Bank Syariah Mandiri.

Murniati mengungkapkan, kehadiran Bank Syariah Indonesia adalah pertanda besarnya potensi perkembangan ekonomi nasional tahun ini didorong oleh industri syariah.

Menurutnya, kehadiran bank syariah besar dan penerapan sistem ekonomi syariah juga menguntungkan bagi masyarakat non-Muslim.

Misalnya di Aceh, dengan adanya Qanun No. 11 ini membawa suasana gembira bagi keluarga Muslim karena sekali buka pintu, pelayanan keuangan yang ditawarkan kepada mereka semua adalah pelayanan syariah.

Bagi non-Muslim menurut survei singkat beberapa hari ini, mereka mendapatkan kesempatan untuk tahu lebih tentang syariah, dan merasakan bahwa hal ini akan lebih menguntungkan bisnis mereka.

Murniati juga mengingatkan bahwa saat ini literasi dan edukasi keuangan keluarga dengan prinsip syariah secara daring terus mendapatkan kesempatan untuk semakin berkembang, dan menjangkau lebih banyak masyarakat.

Ini tentunya berkat dukungan teknologi. Peningkatan peserta talkshow, seminar dan pelatihan Sakinah Finance dalam 10 tahun terakhir membuktikan tingginya animo masyarakat untuk semakin membenahi keuangannya agar dijalankan sesuai prinsip syariah.

“Hal ini menunjukan animo para keluarga Indonesia untuk membenahi keuangannya semasa pandemi semakin tinggi supaya keuangannya lebih syariah dan berkah. Semoga pasca pandemi semangat ini akan terus meningkat,” katanya.

Sebagai catatan, saat ini indeks literasi syariah nasional masih berada di angka 8,93 persen, jauh di bawah tingkat literasi masyarakat atas keuangan konvensional yakni 37,72 persen.

Kehadiran Bank Syariah Indonesia diharap bisa meningkatkan literasi keuangan syariah masyarakat ke depannya, dan membawa beragam produk serta layanan keuangan sesuai syariat Islam yang lebih terjangkau bagi masyarakat.

Bank syariah hasil merger memiliki visi menjadi satu dari 10 bank syariah terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar secara global. Selain itu, bank syariah hasil merger digadang akan memiliki total aset hingga Rp250 triliun dan masuk jajaran 10 besar perbankan di Indonesia.