goodmoneyID – Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas memprediksi jumlah penduduk miskin di Indonesia pada tahun 2020 meningkat. Data BPS pada 2019 mencatat jumlah penduduk miskin Indonesia mencapai 24,79 juta orang atau 9,2% dari total populasi Nasional. Tahun ini diprediksi naik 10,63% atau mencapai 28,69 juta orang. Prediksi ini bisa terjadi dengan catatan, tidak ada intervensi/ bantuan dari pemerintah, seperti bansos dan stimulus lainnya untuk membantu masalah ini.
“Naik sekitar 4 juta orang dari 24 ke 28 juta orang. Dengan intervensi, kita bisa menekan di bawah 1 juta, dan mudah-mudahan rasionya masih bisa satu digit,” kata Suharso, dalam Komisi XI DPR RI Rapat Kerja dengan Menteri Keuangan RI, Senin, (22/6).
Menteri PPN sekaligus Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan prediksi ini dilatar belakangi oleh akibat dari dampak Covid-19 yang menghentikan laju ekonomi Nasional. Banyak sektor industri yang terpaksa berhenti dan meningkatnya pengangguran menjadi faktor yang mendorong prediksi tersebut.
Prediksi Bappenas, laju ekonomi tahun ini akan berada di kisaran 1% sampai minus 0,4%. Dan angka pengangguran bisa mencapai 5,5 juta orang.
“Tingkat pengangguran terbuka, antara 7,7%-9,1% dari total populasi warga Indonesia. Dan karena 2020, penganggur itu akan bertambah diperkirakan mencapai 4 juta-5,5 juta orang. Dan kalau itu terus berlanjut, dikhawatirkan pada 2021 pengangguran akan mencapai 10,7-12,7 juta orang. Jadi kita berharap bisa dikembalikan setidaknya mendekati sebelum pandemi,” kata Suharso.
Untuk menekan angka kemiskinan ini Pemerintah telah mengeluarkan berbagai macam kebijakan, antara lain seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Sembako, dan lainnya. Bahkan, pemerintah turut menambah program Bantuan Sosial Tunai (Bansos Tunai), Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari Dana Desa, lalu ada program Kartu Prakerja, hingga gratis dan diskon listrik bagi masyarakat miskin.
Dengan intervensi dari Pemerintah, Suharso memperkirakan tahun 2021 bisa menjadi titik balik angka kemiskinan Indonesia bisa kembali ditekan.
“Pada 2021, kita tekan angka kemiskinan jadi 9,2%-9,7%,” tutup Suharso.