goodmoneyID – Berbagai strategi layanan digital telah dikembangkan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) secara masif dalam beberapa tahun terakhir. Hal itu pun mendapat penilaian dari SWA yang menempatkan BAZNAS sebagai Best Bussiness Transformation 2021 pada Selasa (15/6/2021).
Memulai zakat digital sejak 2016, upaya digitalisasi dilakukan BAZNAS, dilanjutkan dengan digitalisasi yang terus dikembangkan, menjadi upaya transformasi digital yang lebih menyeluruh dari semua proses kerja BAZNAS.
“Alhamdulillah, terima kasih pada semua pihak atas dukungan dan partisipasi sehingga BAZNAS bisa meraih penghargaan ini,” ujar Ketua BAZNAS, Prof. Dr. Noor Achmad, MA, di Jakarta, Selasa (15/6/2021).
Prof. Achmad menjelaskan, menurut penilaian SWA, pandemi Covid 19 yang melanda Indonesia sejak Maret 2020, membuat program zakat digital BAZNAS semakin efektif, lantaran masyarakat dianjurkan untuk lebih banyak berdiam di rumah, dan mengurangi aktivitas di luar.
Laporan SWA menunjukkan, tutur Prof. Noor Achmad, BAZNAS mendapat penilaian tertinggi dari perusahan-perusahan besar lain. Penilaian berdasarkan identifikasi masalah mendapat nilai 85.75, desain program mendapat nilai 86.75, dalam hal eksekusi dan implementasi 86.75, dan dari hasil yang dicapai mendapat nilai 89.25.
“Sekali lagi, kita ucapkan Alhamdulillah, BAZNAS mendapatkan penilaian SWA sebagai Best Business Transformation bersama perusahaan besar lain yang masuk final penjurian SWA. Hal ini tentu menjadi motivasi BAZNAS ke depan untuk terus berusaha memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat,” ujar Ketua BAZNAS.
Menurut dia, penghargaan dari pihak independen seperti ini, turut menjadi penyemangat BAZNAS untuk terus memperbaiki dan meningkatkan pelayanan.
“Kami mengucapkan terima kasih untuk para guru dan sahabat yang berzakat ke BAZNAS dan atas semua dukungan selama ini. BAZNAS akan terus berupaya menjadi lebih baik dan tetap amanah,” ucap Prof. Noor Achmad.
Untuk diketahui, BAZNAS telah berkolaborasi dengan lebih dari 80 mitra platform digital, yang terdiri atas beragam peran, antara lain sebagai fasilitas payment gateway, crowdfunding, e-commerce, penyediaan QRIS untuk ZIS, dan penyedia teknologi chatbot ataupun teknologi augmented reality (AR).
Untuk mendukung berjalannya aneka aplikasi/platform yang dikembangkan, BAZNAS telah memiliki sistem backbone yang disebut SIMBA, singkatan dari Sistem Informasi dan Manajemen BAZNAS. Sistem yang dikembangkan sejak 2012 ini berperan penting dalam pencatatan aktivitas pengelolaan ZIS secara nasional.
Saat ini, ada lebih dari 170 pengguna aktif dari jejaring BAZNAS di seluruh Indonesia. Penggunaan sistem ini terus meningkat sejak 2015. Bahkan, selama masa pandemi tahun 2020 terjadi peningkatan penggunaan sebesar 24,6%.