goodmoneyID — Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) Yohannes Nangoi telah menyiapkan strategi untuk dapat meningkatkan daya saing ekspor otomotif, di tengah lesunya penjualan mobil domestik.
Pihaknya meminta tiga permohonan stimulus kepada pemerintah melalui Kemenperin (Kementerian Perindustrian) guna menyelamatkan industri otomotif di tengah dan setelah pandemi Covid-19.
“Kepada pemerintah kami juga meminta saat ini industri otomotif masih menderita, kami mengharapkan setelah wabah berakhir, industri ini harus tetap diperhatikan,” kata Nangoi dalam diskusi virtual yang diselenggarakan MarkPlus di Jakarta, mengutip GAIKINDO.
Tiga permintaan stimulus yang diajukan oleh GAIKINDO yakni berupa keringanan (relaksasi) pajak, kemudahan impor tujuan ekspor (KITE), dan relaksasi demurrage dan penghapusan Lartas.
Untuk keringanan (relaksasi) pajak, pada saat ini GAIKINDO sudah bekerja sama dengan gubernur seluruh Indonesia dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). GAIKINDO ingin agar ada diskon 30% hingga 50% terhadap pajak kendaraan bermotor.
Soal kemudahan impor tujuan ekspor (KITE), Nangoi mengatakan bahwa pada saat ini para pabrikan otomotif di Tanah Air kesulitan proses impor di tengah situasi pandemi.
“Proses impor sedikit terganggu karena adanya pandemi di negara-negara eksportir. Sehingga proses surat menyuratnya menjadi lama, dan kita minta itu bisa diperpanjang,” terang Nangoi.
GAIKINDO juga meminta adanya relaksasi demurrage atau batas waktu penggunaan peti kemas di dalam pelabuhan sampai dengan satu bulan. GAIKINDO berharap agar pemerintah menghapus daftar Lartas terhadap beberapa barang impor.
“Itu bertujuan untuk memudahkan importasi bahan baku komponen untuk industri otomotif,” pungkas Nangoi.