goodmoneyID – Para pelaku usaha penyedia jasa layanan keuangan di bidang teknologi finansial (fintech) pembayaran seperti GoPay, OVO, DANA dan LinkAja kedepan perlu menggarap peluang konsolidasi. Aksi korporasi ini dinilai bisa meningkatkan efisiensi perusahaan. Hal tersebut di jelaskan oleh Kepala Divisi Riset Bursa Efek Indonesia (BEI), Poltak Hotradero.
Menurut Poltak, ke depan dompet digital (e-wallet) perlu melakukan konsolidasi jika mereka ingin tetap eksis dan peroleh user lebih banyak. “Makin kesini makin kelihatan, ambil contoh Dana yuk kita gabung deh sama OVO. Jika dilakukan sendiri, maka susah bagi mereka mengejar jumlah user, skala dan kedalaman data,” ujar Poltak, di Jakarta, Rabu (12/2).
Poltak melihat ke depan tidak ada merek baru yang muncul di industri e-wallet ini. Sebab untuk mengejar Gopay dan kawan-kawannya sangat sulit. Karena masalah utama bukan di modal dan promo lagi, namun bagaimana perusahaan e-wallet itu mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dan terus tumbuh nilai jumlah user.
“Ke depan saya tidak melihat bakal ada pemain baru masuk lagi di industri e-wallet. Karena bukan modal lagi yang jadi masalah, Tapi bagaimana mereka bisa ngejar dengan volume data yang makin banyak sedangkan individualnya berubah ubah. Dan kompetitor sudah jauh di depan,” terang Poltak.
Konsolidasi ini juga dinilai Poltak mampu membuat user lebih nyaman dalam penggunaan e-wallet. Pasalnya saat ini masih banyak pilihan e-wallet, dan tiap orang tak mungkin harus menginstal semua aplikasi e-wallet di ponselnya, dan menentukan mana yang paling dominan ia pakai.
“Saya instal semua akun ini di hp, tapi kan jadi tidak efisien saldo saya kesebar kemana-mana. Akhirnya memang tadi akan tejadi yang banyak penggunanya makin sustainable, nah yang kecil makin sulit saldonya kecil datanya juga tidak mungkin tumbuh. Sebab itu mereka memang harus konsolidasi, karena jumlah user dan skala data lebih penting dan jadi penentu daripada modal,” tutup Poltak.