goodmoneyID – Direktur Utama Bank BRI, Sunarso mengatakan hingga akhir kuartal II 2022, laba bersih BRI naik signifikan sebesar 98,4% YoY menjadi Rp.24,9 triliun.
Sementara total Aset BRI tumbuh 6,4% YoY mencapai Rp1.652,8 triliun dengan penyaluran kredit meningkat 8,7% YoY menjadi Rp.1.104,8 triliun.
Untuk proporsi kredit UMKM BRI pun terus merangkak naik, dari 82,5% pada akhir Kuartal II 2021 menjadi 83,3% pada akhir Kuartal II 2022.
Penyaluran kredit BRI yang tumbuh positif diimbangi dengan kualitas kredit yang baik, hal tersebut tercermin dari rasio NPL BRI yang terjaga di angka 3,26% dengan NPL Coverage sebesar 266,3% pada akhir Juni 2022.
Sementara itu, untuk DPK BRI tercatat sebesar Rp.1.137 Triliun atau tumbuh 3,7% yoy. Khusus untuk dana murah (CASA) pertumbuhannya mencapai 13,4% yoy sehingga porsinya meningkat menjadi 65,1% dari total DPK BRI atau naik dari posisi kuartal II tahun lalu sebesar 59,6%.
Peningkatan rasio CASA tersebut mendorong efisiensi biaya dana dan penurunan pada Cost of Fund (CoF). Secara konsolidasi CoF BRI berada pada level 1,9% atau turun 50bps dibandingkan posisi kuartal II tahun lalu sebesar 2,4%.
“Hal tersebut tak terlepas dari strategic response yang tepat, sehingga BRI dapat terus tumbuh secara resilience dan disaat bersamaan mendukung pemulihan ekonomi nasional”. Ungkap Sunarso, Rabu (14/9).
Strategi tersebut diantaranya, pertama, menjalankan bisnis dengan fokus pada keselamatan pekerja dan nasabah. Kedua, menerapkan strategi Businesses Follow Stimulus.
Ketiga, melakukan penyelamatan kelangsungan usaha pelaku UMKM dengan restrukturisasi kredit terdampak Covid, kepada lebih dari 3 juta pelaku UMKM. Keempat, melanjutkan transformasi BRIVOLUTION 2.0, untuk menggapai visi “The Most Valuable Banking Group in Southeast Asia and Champion of Financial Inclusion”.