goodmoneyID – PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) hingga akhir Maret 2020 atau Kuartal 1 2020, rata-rata produksi gas WK (Wilayah Kerja) Mahakam mencapai 658,5 mmscfd (Million standard cubic feet per day) wellhead atau di atas target teknis Work Program & Budget (WP&B) 2020 yang sebesar 590 mmscfd.
Sementara itu, produksi likuid (minyak dan kondensat) mencapai 30,34 kbpd, sedikit lebih tinggi daripada target teknis WP&B 2020 yakni 28,43 kbpd.
Capaian ini berkat penambahan produksi dari sejumlah sumur baru yang selesai dibor pada 2019 dan telah mulai berproduksi pada awal tahun ini, serta upaya pemeliharaan sumur-sumur (work over & well services) yang ada.
Sementara itu dari sisi pendapatan bagi hasil, untuk Pemerintah RI mencapai USD216,58 juta, masih di atas target WP&B 2020 yakni sebesar USD199,37 juta.
General Manager PHM John Anis, mengkalim bahwa produksi gas dan minyak bumi di WK Mahakam hingga Kuartal 1 2020 tetap baik dan sejauh ini tidak terdampak oleh pandemi Covid-19.
“Kami tetap berjuang dan berdoa agar wabah yang tengah merebak ini tidak mempengaruhi kinerja produksi PHM di WK Mahakam, namun ke depan hal yang harus kita cermati dan menjadi keprihatinan bersama adalah dampak penurunan harga minyak mentah dunia terhadap permintaan produksi migas kami,” kata John, di Jakarta, Selasa (28/4).
Sebagaimana diketahui harga minyak mentah dunia telah anjlok hingga mencapai USD30 per barel, sebagai akibat dari banjir pasokan di pasar ditambah lemahnya permintaan global buntut kebijakan lockdown yang diterapkan banyak negara untuk menanggulangi penyebaran Covid-19.
John berharap dalam situasi lemahnya permintaan ditambah harga minyak mentah dunia yang rendah Pemerintah bersedia memberikan bantuan terhadap industri hulu migas demi mengurangi tekanan.
Sejauh ini, meski mengelola wilayah kerja migas yang telah berada pada fase penurunan produksi secara alamiah, PHM senantiasa berusaha keras dapat memberikan kontribusi yang baik bagi penerimaan negara.
PHM terus berjuang untuk menghasilkan cost efficiency, melalui berbagai inovasi terutama dalam kegiatan pengeboran dan pemeliharaan sumur. Penghematan ini tentunya akan menurunkan pula biaya-biaya yang harus dibayarkan kembali oleh Pemerintah (cost recovery) kepada kontraktor.
Pada tahun 2020 PHM menargetkan akan mengebor 117 sumur tajak dan 2 sumur eksplorasi (South Peciko dan Tunu Deep East). Hingga Kuartal 1 2020, telah ada 31 sumur yang ditajak.