goodmoneyID – Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat jumlah saham syariah mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Data dari Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) sejak awal diluncurkan pada 2011 mengalami kenaikan sebesar 51%.
“Per Oktober 2019 dari sisi jumlah tercatat sebanyak 413 saham syariah, jumlah saham syariah hari ini melampaui jumlah saham konvensional yang tercatat di BEI dengan total 659,” ujar Direktur Pengembangan BEI Hasan Fawzi di acara Sharia Investment Week di Jakarta, (21/11).
Dari sisi kapitalisasi pasar, saham syariah tercatat sebanyak 53% atau Rp3.806 triliun. Untuk nilai transaksi saham syariah mencapai Rp5.123 trilun atau 54%, dan volume transaski saham syariah sebanyak Rp8,34 miliar atau 55%, sedangkan frekuensi transaksi saham syariah mencapai 316.443 atau sebanyak 68% dari total saham tercatat BEI.
Namun angka yang cukup banyak dari jumlah indeks saham syariah tahun ini, tidak didukung oleh jumlah investor saham syariah. Dimana pertumbuhan investor syariah dari tahun ke tahun memang tumbuh tapi pertumbuhnya lamban.
Jumlah investor saham syariah per Oktober 2019 sudah ada 62.840 investor. Meskipun angkanya masih kecil, tapi ia menyakini ini merupakan investor yang benar benar membukakan rekening efek dan rekening dananya melalui mitra anggota bursa syariah. Hasan juga menargetkan proporsi jumlah investor saham syariah kedepan dapat meningkat lebih tajam.
“Proporsi investor syariah diharapkan akan semakin naik secara signifikan dibanding dengan total investor saham yang ada di Indonesia. Saat ini angka investor syariah sudah melampaui angka gap yang kami takutkan 5% itu trap kita sudah melampaui yaitu di 5,7%, dan saya selalu di internal mematok angka kedepan targetnya naik jadi 10% tidak kurang dari investor di pasar modal secara umum,” ujar Hasan.
BEI memiliki 4 strategi untuk mengembangkan inklusi pasar modal syariah di Indonesia. Pertama, sosialisasi peraturan perusahaan syariah untuk meningkatkan jumlah perusahaan syariah yang tercatat di BEI. Kedua mendorong lebih banyak Fintech & Startup untuk ikut dalam mengembangkan pasar modal syariah. Ketiga edukasi literasi dan inklusi pasar modal syariah kepada masyarakat menggunakan media digital dan media sosial. Keempat mengembangkan indeks saham syariah berbasis green dan sustainable value.