goodmoneyID – Pembentukan holding BUMN untuk ultra mikro dinilai menjadi langkah efektif untuk menjawab kebutuhan pendanaan pelaku usaha yang beragam, seiring integrasi dan konsolidasi dari tiga entitas anggota holding.
Pernyataan tersebut dikemukakan oleh Kepala UKM Center Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Zakir Machmud. Dia mengatakan holding yang akan melibatkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, PT Pegadaian (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) ini diyakini masih akan menjaga karakterisktik bisnis masing-masing.
Dengan demikian, menurut Zakir, kebutuhan pembiayaan pelaku ultra mikro tetap akan dapat terjawab. Bahkan, kemampuan lembaga jasa keuangan tersebut dalam menjawab kebutuhan pendanaan pelaku ultra mikro akan lebih baik dengan integrasi dan konsolidasi.
“Saya setuju. Ini adalah rencana efektif. Masing-masing memiliki model bisnis yang berbeda. Kalau mau menolong UMKM memang haris dengan banyak model. Ini bagus,” kata Zakir dalam rilis tertulisnya kepada goomoneyID, Senin (26/4).
Dia menjelaskan Pegadaian selama ini sudah dapat mejawab kebutuhan pelaku mikro dengan cepat karena menggunakan model gadai. Di samping itu, PNM pun memiliki bisnis yang sangat kuat dengan model pemberdayaan tanpa perlu menuntut agunan dari pelaku ultra mikro.
Kedua modal tersebut, menurut Zakir, akan semakin kuat dengan bantuan teknologi dan integrasi data dari BRI. Bahkan, likuditas dari BRI akan dapat disalurkan ke PNM dan Pegadaian untuk lebih cepat menstimulasi pembiayaan ultra mikro.
Selain itu, Zakir juga berpandangan holding ini pun akan lebih kuat mendorong pelaku ultra mikro memiliki rekening tabungan. Dengan demikian, akan lebih banyak lagi lembaga jasa keuangan formal yang akan tertarik menggarap segmen ultra mikro guna mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional ke depannya.
“Mungkin harapan saya, holding ini juga lebih banyak menciptakan berbagai produk keuangan baru yang cocok untuk setiap karakteristik usaha ultra mikro,” ungkapnya.
Terpisah, Direktur Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (LLP-KUKM) alias Smesco Indonesia, Leonard Theosabrata mengutarakan pembentukan holding yang dipimpin oleh BRI akan sangat memantik optimisme pelaku UMKM.
Pasalnya, BRI cukup berhasil dalam memberi pendampingan dengan beban pinjaman yang sangat terjangkau. Bahkan sebagian besar kredit usaha rakyat disalurkan oleh BRI, dan pelaku UMKM sudah mampu naik ke kelas yang lebih baik tanpa perlu memberatkan fiskal negara.
Dia menyampaikan pelaku UMKM saat ini juga membutuhkan pendampingan yang mampu membawa mereka go digital. Pembiayaan tanpa pendampingan go digital justru tidak akan banyak membantu pemulihan operasional tahun ini.
“Kami pun juga sebenarnya mecoba untuk terus mendorong pelaku UMKM memanfaatkan platform digital agar mereka mendapat akses pasar lebih luas,” pungkasnya.