Imbas Covid- 19, Ada 27,5 Juta Orang Miskin Di Indonesia

Loading

goodmoneyID – Angka penduduk miskin di Indonesia September 2020 tercatat meningkat. Data BPS (Badan Pusat Statistik) mencatat persentase penduduk miskin September 2020 naik menjadi 10,19% seara year on year (yoy).

Angka ini naik 0,41% poin dibanding Maret 2020 dan meningkat 0,97% poin terhadap September 2019.

Kepala BPS Suhariyanto, menyebutkan naiknya angka kemiskinan di Indonesia disebabkan oleh dampak covid- 19, yang begitu terasa dampaknya terhadap perekonomian RI.

“Dampak Covid-19 cukup terasa terhadap jumlah penduduk miskin. Bisa dilihat kalau dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin di September 2019, masa sebelum pandemi,” jelas  Suhariyanto, Senin (15/2) via video conference.

Kepala BPS menambahkan, ada sebanyak 27,55 juta jumlah penduduk miskin pada September 2020, angka ini meningkat 1,13 juta orang dibanding Maret 2020 dan meningkat 2,76 juta orang dibanding September 2019.

Berdasarkan persebaran wilayahnya, presentasi penduduk miskin perkotaan pada Maret 2020 sebesar 7,38%, naik menjadi 7,88% pada September 2020.

Sementara persentase penduduk miskin perdesaan pada Maret 2020 sebesar 12,82%, naik menjadi 13,20% pada September 2020.

Dibanding Maret 2020, jumlah penduduk miskin September 2020  perkotaan naik sebanyak 876,5 ribu orang, dari 11,16 juta orang pada Maret 2020 menjadi 12,04 juta orang pada September 2020.

Sementara itu, pada periode yang sama jumlah penduduk miskin pedesaan naik sebanyak 249,1 ribu orang (dari 15,26 juta orang pada Maret 2020 menjadi 15,51 juta orang pada September 2020).

“Bahkan, bila melihat secara spasial, hampir seluruh provinsi di Indonesia mengalami peningkatan jumlah penduduk miskin,” tambah Suhariyanto.

Dengan demikian, besarnya Garis Kemiskinan per rumah tangga miskin secara rata-rata adalah sebesar Rp2.216.714, rumah tangga miskin.

Suhariyanto menjelaskan, meski ada kenaikan kemiskinan akibat pandemi, Suhariyanto mengatakan peningkatan kemiskinan ini tidak setinggi yang diduga oleh berbagai lembaga.

Salah satunya, Bank Dunia (World Bank) yang pada Juni 2020 lalu memprediksi tingkat kemiskinan di Indonesia. Dalam laporan tersebut, World Bank membuat simulasi bila tidak ada bantuan dari pemerintah berupa perlindungan sosial, maka angka kemiskinan Indonesia bisa naik 10,7% hingga 11,6%.

Namun, perhitungan BPS menunjukkan peningaktan kemiskinan Indonesia di bawah 1% poin bila dibandingkan dengan masa pra Covid-19.

Suhariyanto pun yakin, ini merupakan bukti bahwa program perlindungan sosial yang dirancang oleh pemerintah selama pandemi sangat membantu.

“Program perlindungan sosial ini sangat membantu, terutama bantuan sosial, untuk lapisan bawah. Apalagi disampaikan pemerintah bakal perluas bantuannya tidak hanya 40% tetrapi juga melebar hingga 60% masyarakat di kelas bawah,” tandas Suhariyanto.