goodmoneyID – Kementerian Perindustrian terus meningkatkan wirausaha baru (WUB) khususnya di sektor industri kecil menengah (IKM). Langkah strategis yang dijalankan, antara lain melalui pelaksanaan kembali program Santripreneur.
“Kami terus menggalakan program Santripreneur ini karena melihat potensi besar dari pesantren dan para santrinya,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Gati Wibawaningsih di Jakarta, Selasa (4/8).
Berdasarkan data Kementerian Agama shingga Agustus 2019, di Indonesia terdapat 28,194 pondok pesantren (ponpes) yang tersebar di seluruh provinsi dengan total lebih dari 4,2 juta santri. Dari total 28,194 ponpes, sekitar 23,331 ponpes (80%) di antaranya tersebar di empat provinsi, yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Banten.
Oleh karena itu, Kemenperin melanjutkan penyelenggaraan kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan WUB dalam bentuk bimbingan teknis dan fasilitasi mesin dan peralatan. Namun, di tengah kondisi pandemi Covid-19, seremoni pembukaan dilakukan secara daring.
Pada tahun ini, program Santripreneur menyasar sejumlah ponpes yang tersebar di berbagai wilayah di Jawa Tengah dan Jawa Timur, yang meliputi Kota Malang, Kabupaten Malang, Kab. Purworejo, Kab. Kendal, Kab. Batang, Kota Semarang dan Kab. Demak.
“Kegiatan fasilitasi mesin dan peralatan ini dijalankan di Ponpes Bahrul Maghfiroh, Ponpes An Nur II Al Mutadlo, Ponpes Al Iman, Ponpes Nuril Anwar, Ponpes Azzahro’, Ponpes Al Minhaj, Ponpes Askhabul Kahfi, dan Ponpes Sholihiyyah,” sebut Gati.
Fasilitasi mesin dan peralatan produksi diberikan kepada IKM bidang olahan pangan dan minuman, perbengkelan roda dua, kerajinan boneka dan kain perca, konveksi busana muslim dan seragam, daur ulang sampah dan produksi pupuk organik cair, kosmetik dan homecare, serta paving block.
Gati menambahkan, sejak tahun 2013 program Santripreneur telah membina sebanyak 75 pondok pesantren dan 9,988 santri. Upaya ini diyakini dapat menumbuhkan wirausaha sektor IKM dari lingkungan ponpes.
“Pesantren dan para santri yang ada di pondok merupakan potensi yang dapat dikembangkan dengan stimulus yang tepat guna dan tepat sasaran. Kami melihat banyak pesantren yang sudah dapat memenuhi kebutuhan internal pesantren bahkan memiliki unit bisnis yang juga melayani kebutuhan luar pesantren,” paparnya.
Berdasarkan data Global Entrepreneurship Index 2019, Indonesia saat ini berada di peringkat 75 dalam hal kewirausahaan di antara 137 negara. Posisi Indonesia naik 14 peringkat dibanding tahun sebelumnya dan memiliki kenaikan peringkat tertinggi dibanding negara-negara ASEAN lainnya.
“Ini adalah tugas dan tanggung jawab bersama antara pemerintah dengan masyarakat, terutama bagi para santri untuk bersama-sama membangun ekosistem kewirausahaan yang lebih baik. Oleh karena itu, kami mendorong agar para santri selepas lulus dari pondok tidak hanya menjadi guru di Mushola atau Masjid tapi juga menjadi seorang Santripreneur,” terang Gati.