goodmoneyID – Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menilai pertumbuhan lender (pemberi pinjaman) ritel di Fintech Peer to Peer Lending (Fintech Pendanaan) menandakan meningkatnya kepercayaan masyarakat untuk pengelolaan dana dengan imbal hasil yang kompetitif. Ini menunjukkan Fintech Pendanaan menjawab dengan tepat bahwa tren transaksi digital terus dipercaya dan memberikan kontribusi yang positif kepada masyarakat.
Namun, mempercayakan dana kita pada fintech perlu beberapa strategi. Ketua Klaster Produktif AFPI dan CEO Modalku, Reynold Wijaya mengatakan sebelum melakukan pendanaan sebaiknya persiapkan 6 hal berikut:
- Riset sebelum menempatkan dana di instrumen manapun termasuk Fintech Pendanaan karena ada hubungan antara risk and reward, pastikan sudah berizin regulator misalnya Otoritas Jasa Keuangan.
- Pahami risikonya, mana yang masuk ke profil risiko rendah, sedang, dan tinggi.
- Jangan berinvestasi dari uang hasil utang.
- Pastikan berinvestasi di platform yang legal, dari yang legal juga harus difilter sesuai dengan kenyamanan masing-masing.
- Pastikan melakukan diversifikasi investasi di beberapa platfotm dan jumlah dananya
- Untuk Fintech Pendanaan sektor produktif, pilih profil borrower yang dinilai tepat untuk akan Anda danai.
Sementara itu, Ketua Bidang Edukasi, Literasi & Riset dan CEO DanaRupiah, Entjik S. Djafar mengatakan Skema investasi di Fintech Pendanaan sangatlah transparan risikonya sejak awal, lender dapat mengetahui hingga memilih borrower yang mau diberikan pendanaan. Hal menarik lainnya lender bisa menganalisasi sendiri mengenai potensi investasinya. Ini yang menjadi kehebatan Fintech Pendanaan dimana satu Borrower bisa didanai oleh lebih dari satu lender.
“Sebelum menjadi lender, perlu mengenali platform yang akan dijadikan pilihan, dan yang penting adalah pilih platform anggota AFPI karena diawasi dan berizin OJK,” ujar Entjik dalam keterangan resminya kepada goodmoneyID, Kamis (12/8).
Entjik juga menjelaskan manfaat dan resiko menjadi lender di fintech p2p lending.
- Manfaat Menjadi Lender
- Menjadi pilihan untuk mengelola dana investasi dengan tepat dan pertimbangan yang matang.
- Fintech Pendanaan didukung teknologi yang mumpuni yang memungkinkan Anda untuk otomasikan dana investasi yang telah disiapkan.
- Permohonan pinjaman hanya dapat diperoleh oleh peminjam yang sudah dievaluasi oleh sistem teknologi berbasis AI (artificial intelligence). Semua detail, syarat, dan ketentuan dibuka secara transparan sehingga tak ada biaya dan klausul yang merugikan.
- Ikut serta untuk mendukung peningkatan akses pembiayaan UMKM di Indonesia.
- Risiko menjadi lender:
- Penarikan dana tidak dapat dilakukan secara bebas mengikuti jangka waktu pinjaman yang sudah dipilih di awal, lender harus mengikuti jangka waktu tersebut sampai bisa mengambil kembali dananya.
- Risiko gagal bayar.
- Adanya risiko waktu tunggu ini juga dapat membuat pendanaan yang dilakukan berjalan kurang optimal. Beberapa platform P2P Lending memberikan waktu kepada peminjam untuk mengumpulkan dana dari berbagai lender di kampanye pinjamannya (proses crowdfunding).