Menkop Teten : Pasca Pandemi, Akan Ada Digitalisasi Besar-Besaran Di UMKM

Loading

goodmoneyID – Pandemi Covid-19 menggerus perekonomian di semua Negara, termasuk Indonesia. Krisis Pandemi ini berbeda dengan krisis ekonomi pada tahun 1998, dimana saat itu Usaha Menengah Kecil Mikro (UMKM) mampu menjadi penyelamat perekonomian RI. Namun, kini krisis pandemi dampaknya justru paling keras ke UMKM.

Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki menyebutkan dampak pandemi Covid-19 pada sektor UMKM mempengaruhi pada dua segmen, yaitu supply dan demand. Dimana produksi dan tenaga kerja sama-sama terdampak.

“Dampak UMKM efeknya sangat luas. Sudah banyak orang kehilangan pekerjaan, lalu ada masalah supply bahan baku. Dari sisi demand jelas penerapan PSBB, WFH, sangat keras dampaknya,” ujar Menkop Teten dalam video conference, Senin (8/6).

Meskip begitu, bagi UMKM yang sudah menggunakan teknologi digital selama masa pandemi ini, tercatat ada peningkatan sebesar 18% berdasarkan data Bank Indonesia (BI).

“Masih ada peluang terutama UMKM yang terhubung dengan ecommerce. Kita itu justru, catatan dari BI menunjukan ada peningkatan sebesar 18%,” imbuh Teten.

Adapun produk UMKM yang ramai dibeli via online merupakan komoditi dan produk bahan pokok makanan dan minuman, lalu barang kebutuhan pribadi yang berkaitan dengan kesehatan.

Lanjut Teten, jika UMKM berhasil mengatasi kesulitan akibat Covid-19, mereka dapat memulai menggerakan ekonominya kembali. Angka kemiskinan bisa menurun karena pengangguran terserap. Saat ini 97% pekerja di Indonesia adalah pekerja di sektor UMKM.

Sayangnya, UMKM yang sudah terhubung dengan digital atau marketplace hanya sebesar 13%, sedangkan 87% lainya masih konvensional.

“Saya kira tidak semua UMKM siap masuk ke market online. UMKM yang bekerja sama dengan ecommerce tingkat keberhasilannya sangat rendah yakni sekitar 4-7%,” imbuhnya.

Presiden telah mengarahkan digitalisasi besar-besaran UMKM. Untuk itu, diperlukan kerjasama dengan lembaga agar dapat mendata UMKM mana saja yang telah siap dari segi kapasitas produk dan kemampuan manajemen untuk transformasi ke digital.

“Jualan di online itu bukan hanya sekedar terhubung dengan market online tapi sejauh mana mereka bisa bersaing. ecommerce itu menyangkut dengan kemampuan menjaga produk, nama brand dan bagaimana respon pada konsumen,” pungkas Teten.