goodmoneyID – Pandemi Covid-19 menghadirkan banyak dampak dan tantangan bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Berdasarkan data dari UNDP dan FE UI, dampak Covid-19 telah membuat 9 dari 10 pelaku UMKM mengalami penurunan permintaan, 2 dari 3 UMKM mengalami penurunan pendapatan, lebih dari 80% mencatat margin keuntungan lebih rendah, lebih dari 53% UMKM mengalami penurunan nilai aset, dan sebagian besar UMKM kesulitan mendistribusikan produknya.
Namun demikian sekitar 44% UMKM yang disurvei telah bergabung dengan pasar online.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, banyak contoh kasus UMKM yang beradaptasi dan berinovasi dapat bangkit dan pulih dari dampak pandemi.
“Kebutuhan lapangan kerja baru bagi masyarakat & perbaikan kesejahteraan tetap krusial, di sinilah peran wirausaha dibutuhkan,” tegas MenkopUKM Teten Masduki dalam pembukaan Festival Kewirausahaan Astra 2021 secara daring, di Jakarta, Rabu (28/7).
Menurut MenkopUKM, saat ini UMKM mendominasi terhadap postur pelaku usaha. Jumlah UMKM lebih dari 64 juta unit atau 99,9% dari populasi pelaku usaha, menyumbang penyerapan tenaga kerja hingga 97%, dan kontribusi terhadap PDB sebesar 61%.
Namun menurutnya, rasio kewirausahaan Indonesia masih rendah di 3,47% atau masih di bawah negara-negara ASEAN seperti Thailand (4,26%), Malaysia (4,74%), dan Singapura (8,76%).
Ia menegaskan, dalam RPJMN 2020-2024, penguatan kewirausahaan, UMKM dan Koperasi masuk ke dalam Agenda I Memperkuat Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas dan Berkeadilan, dengan target indikator rasio kewirausahaan nasional sebesar 3,9% pada 2024 dan pertumbuhan wirausaha sebesar 4% pada 2024.
“Kementerian Koperasi dan UKM menaruh perhatian serius terhadap upaya peningkatan jumlah kewirausahaan atau entrepreneurship di Indonesia. Saat ini, Rancangan Perpres Pengembangan Kewirausahaan Nasional (PKN) telah memasuki tahapan final, yaitu proses pengundangan. Rancangan PerPres PKN ini diharapkan mendorong akselerasi penciptaan wirausaha baru di Indonesia,” kata Teten.
Ia menjelaskan, berwirausaha dapat menjadi pilihan strategis bagi para kaum milenial. Selain tekad kemandirian yang tinggi, milenial juga sangat dinamis. Menurutnya, laporan BPS menunjukkan populasi Indonesia terbesar adalah anak muda, masing-masing gen milenial dan gen z karakternya berbeda.
“Proyeksi di 2024, total Gen Milenial, Gen Z, dan Post Gen Z sebanyak 65% atau 174,79 juta orang. Jumlah tersebut dapat menjadi sasaran pembangunan kewirausahaan,” ujarnya.
Teten mengakui, 35,5% pemuda Indonesia memiliki hasrat besar menjadi pengusaha/wirausaha. Bahkan katanya, berdasarkan Startup Ranking 2020, Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah startup terbanyak (2.195 startup).
“Ketiga poin di atas menjadi modal kuat Indonesia mempersiapkan UKM Masa Depan atau Future SME berbasis kreativitas dan teknologi,” katanya.
MenkopUKM menegaskan, untuk mencapai target rasio kewirausahaan dibutuhkan dukungan seluruh stakeholder bersinergi, berkolaborasi, dan berbagi peran.
“Saya mengucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada Astra yang berdampingan dengan pemerintah dalam membina KUMKM. Semoga menjadi wirausaha sukses, mapan, berinovasi, dan memberikan nilai tambah pada masyarakat. Saya juga berharap rangkaian program Festival Kewirausahaan Astra ini terus konsisten dan membesar, berdampak luas, dan menjadi lokomotif yang menggerakkan UMKM kita dalam mengakses rantai pasok industri besar,” pungkas Teten.