goodmoneyID – Anggota Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI, Mukhamad Misbakhun menilai Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati telah bertindak berani dan jujur dengan memproyeksian pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal III tahun ini (Q3/2020) kembali negatif.
Pernyataan Sri Mulyani tentang pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal III kembali negatif merupakan sinyal bahwa Indonesia memasuki resesi.
“Menurut saya itu sebuah kejujuran dan keberanian. Tugas Menkeu memang di bidang fiskal, jadi wajar saja Bu Sri Mulyani memberikan sinyal,” ujar Misbakhun di Jakarta, Jumat (25/9).
Mantan pegawai Direktorat Jenderal Pajak (DJP) itu menambahkan, sebenarnya banyak kalangan sudah memprediksi soal resesi itu.
“Kami di Komisi XI DPR juga sudah memperkirakan sejak awal ketika pandemi Covid-19 berimbas ke masalah ekonomi,” sambungnya.
Namun, Misbakhun menegaskan bahwa sinyal dari Sri Mulyani soal resesi itu tak perlu direspons berlebihan, apalagi dengan kepanikan. Wakil rakyat asal Pasuruan, Jawa Timur itu mengharapkan masyarakat tidak cemas.
Misbakun meyakini pemerintah akan membuat kebijakan tepat sebagai solusi.
“Saya yakin pemerintahan Presiden Jokowi bisa membawa kita keluar dari situasi sulit seperti saat ini. Pemerintah juga akan terus melaksanakan program-program bantuan sosial sebagai bentuk kehadiran negara ketika rakyat sedang susah karena pandemi,” katanya.
Dalam pengamatan Misbakhun, selama ini pemerintah telah berupaya keras dalam membantu masyarakat di masa pandemi. Menurutnya, bantuan sosial dalam berbagai bentuk itu juga untuk mempertahankan konsumsi dan menjaga daya beli.
“Pemerintah terus menjaga daya beli masyarakat. Saya lihat pemerintah juga mampu menjamin ketersediaan bahan pokok dengan harga terjangkau di masa sulit sekarang ini,” tuturnya.
Oleh karena itu, semua pihak harus tetap optimistis bahwa Indonesia akan mampu keluar dari situasi sulit akibat pandemi Covid-19.
“Semoga dengan berbagai upaya dan kebijakan yang tepat dari pemerintah, kita bisa keluar dari kondisi perekonomian yang sulit ini,” katanya.
Sebelumnya Menkeu Sri Mulyani menyatakan bahwa ekonomi Indonesia pada kuartal III tahun ini akan tumbuh negatif di kisaran minus 2,9% hingga minus 1,1%. Menurutnya, kondisi itu berpotensi berlanjut pada kuartal IV.
“Negative territory kemungkinan akan terjadi pada kuartal III dan juga masih akan berlangsung kuartal IV, yang kita upayakan untuk bisa dekati nol atau positif,” katanya saat menyampaikan paparan APBN Kita pada Selasa (22/9) lalu.