goodmoneyID – Dalam acara Indonesia Inspiring Women Forum (IIWF) yang berlangsung secara virtual dengan mengusung tema “Peluang dan Tantangan bisnis UMKM jelang lebaran di masa pandemi Covid-19”, memberikan beberapa tips kepada para UMKM yang sedang strugle di tengah masa pandemi.
Sebab penghasilan UMKM di tengah pandemi seperti sekarang bisa dibilang sangat terpuruk. Kebijakan pemerintah yang membatasi akses mobilitas masyarakat membuat sebagian sektor industri bahkan terhenti.
Sekjen Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (IPEMI) Nurwahidah Saleh menyebutkan, salah satu upaya UMKM tetap bisa beroperasi dan menghasilkan untuk keuntungan yaitu dengan memanfaatkan lingkungan sekitar, seperti teman atau keluarga dekat, dengan memasarkan produk kita pada mereka.
“IPEMI mendorong UMKM untuk terus mengkampanyekan cinta bangga beli produk teman sendiri. IPEMI terus memberi semangat meski kita ditengah Covid-19, usaha tidak boleh terhenti, kita tidak boleh takut, karena sesungguhnya rejeki adalah qadarullah. IPEMI terus membangun strategi agar UMKM dapat melihat peluang yang ada, kemudian UMKM mengklarifikasi produk yang bisa terjual dengan mudah. Lalu membuat digital katalog yang dapat dibagi serta memanfaatkan media sosial yang ada dengan sebaik2nya. IPEMI hampir seluruh UMKM-nya mampu bertahan di tengah pandemi ini, karena dengan ikhtiar maksimal dan kepasrahan yang paripurna kepada Allah SWT. Keterpurukan dalam hal pemasaran produk Insya Allah dapat dilalui” ujar Nur, dalam videoconference, Rabu (13/5).
Nur menambahkan jika satu usaha yang dilakukan oleh para pengurus dan anggota IPEMI adalah jemput bola menawarkan barang dagangan dengan berkeliling ke komplek – komplek, namun tetap memperhatikan protokoler kesehatan.
Di sisi lain, CEO dari Brownies Company sekaligus anggota Indonesia Mam Preneure, Ike Dahlia mengatakan Ramadhan menjadi momentum UMKM bangkit di tengah Covid-19. Pasalnya di bulan Ramadhan banyak yang ingin beramal dan membantu kepada sesama. Momen ini bisa dimanfaat oleh UMKM untuk kerja sama dengan para dermawan ini.
“Misalnya sekarang banyak banget yang ingin minta bikinnan makanan, saya pikir cuma ratusan ternyata sampai seribu – 5 ribu. Saya bersyukur banget banyak orang yang ingin berbagi misal sama gojek, atau ke anak jalanan,” cetus Ike.
Sementara, Pebisnis Wanita di bidang IT, Titi Rusi memberikan contoh nyata salah satu temannya menjual makanan secara door to door dalam satu komplek perumahan. Hasilnya, dapat meraih hingga puluhan order. Selain itu, barang yang masih ramai saat pandemi seperti sekarang antara lain seperti paket sembako, dan makanan sehari – hari, karena ini merupakan kebutuhan premier. Lalu kebutuhan kesehatan terkait covid-19, misal jualan APD sama Masker.
“Yang tadinya menjual baju, mungkin bisa beralih ke membikin APD atau masker. Banting stir ini bisa jadi pilihan,” tutup Titi