goodmoneyID – Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) digital yang produktif merupakan kunci utama dalam mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, jumlah UMKM di Indonesia telah menyentuh angka 64,2 juta di tahun 2018 atau setara 99,99% dari jumlah pelaku usaha secara keseluruhan. Sesuai arahan Presiden Joko Widodo di awal bulan April 2021, angka rasio kredit yang diperuntukkan bagi pelaku UMKM ditargetkan mencapai 30% di tahun 2024.
Dalam prakteknya, beberapa kendala UMKM dalam memperoleh akses terhadap kredit dari bank meliputi pertama minimnya informasi mengenai profil UMKM, kedua belum memenuhinya persyaratan manajemen risiko, dan ketiga, pencatatan keuangan yang kurang memadai, serta keemapt, kurangnya pengetahuan para pelaku UMKM terhadap alternatif pembiayaan lain.
Fintech hadir menjadi solusi bagi UMKM yang terhambat mendapatkan kredit dari bank.
Selama pandemi Covid-19 ini, 52 penyelenggara fintech yang tergabung dalam Asosiasi FinTech Indonesia (AFTECH) telah menyediakan total sekitar 55 program insentif, kemudahan, dan solusi finansial bagi masyarakat yang terdampak ekonominya.
Hal ini terus dilakukan dan dikembangkan dengan melibatkan penyelenggara fintech yang berasal dari berbagai model bisnis seperti P2P lending, Financial Planner, Project Financing, Dompet Digital, dan lainnya. Hal ini dilakukan mengingat besarnya potensi kolaborasi penyelenggara fintech dan pelaku UMKM dalam menghadirkan solusi nyata yang mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional.
“Apa yang dilakukan oleh para penyelenggara fintech selama masa pandemi Covid-19 menunjukkan bahwa potensi fintech dalam mendukung program percepatan pemulihan ekonomi nasional masih terbuka lebar. Untuk itulah, acara hari ini sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat, khususnya pegiat UMKM, dalam hal mendapatkan alternatif pembiayaan dan solusi keuangan digital lainnya dari penyelenggara fintech,” ujar Aldi Haryopratomo, Wakil Ketua Umum AFTECH, kala membuka acara FinTech Talk yang bertajuk “Peningkatan Literasi Keuangan Digital & Potensi Kerjasama UMKM dengan Fintech dalam Rangka Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional” secara virtual, Kamis (22/4).
Senada dengan Aldi, Rizal Edwin Manansang, Asisten Deputi Ekonomi Digital Kemenko Perekonomian RI, menyampaikan bahwa peran fintech dalam membantu digitalisasi UMKM di Indonesia sangatlah signifikan.
“Seiring dengan berkembangnya digitalisasi dalam dunia kita dewasa ini, saya meyakini bahwa kolaborasi antara penyelenggara fintech dan pelaku UMKM tidak hanya akan membuka akses pasar yang lebih luas bagi UMKM, namun juga memberikan alternatif pembiayaan dan solusi keuangan lain bagi UMKM yang mungkin selama ini masih belum tersentuh layanan perbankan. Tentu, hal ini tidak mudah. Peningkatan literasi masyarakat akan solusi keuangan digital adalah pekerjaan rumah kita bersama-sama,” kata Edwin.
Dalam kegiatan ini, hadir pula mewakili OJK, Triyono Gani, Kepala Grup Inovasi Keuangan Digital (GIKD). OJK telah mencermati pesatnya perkembangan industri fintech baik secara kualitas maupun kuantitas.
“Dalam memaknai pesatnya perkembangan UMKM di tanah air, para penyelenggara Inovasi Keuangan Digital perlu berkolaborasi dengan anggota ekosistem keuangan lainnya dan masyarakat, khususnya UMKM di dalamnya. Meningkatkan akses kepada layanan keuangan digital dan pemahaman pelaku UMKM terhadap manfaat dan risiko penggunaan fintech dalam kegiatan usaha mereka merupakan hal utama yang perlu kita lakukan secara berkelanjutan,” ujar Triyono.