goodmoneyID – Pengembangan bisnis digital PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) dinilai semakin menguat pasca implementasi single system pada 1 November lalu. Hal ini diproyeksikan memperkuat kinerja bank syariah terbesar di Tanah Air tersebut pada masa mendatang.
Pengamat BUMN dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Toto Pranoto mengatakan diberlakukannya single system oleh BSI menjadi momentum transformasi guna menjawab potensi pengembangan bisnis digital.
Menurut Toto, pasca rampungnya proses migrasi dan integrasi jaringan, BSI akan dapat mengeksplorasi potensi bisnis digital secara lebih agresif. “Memang digital banking ini adalah potensi yang sangat besar. Dengan integrasi, Bank BSI akan mampu membuat operasional mudah, cepat, dan menyediakan banyak fitur baik transaksi, tabungan, dan pembiayaan,” katanya.
Seperti diketahui, BSI resmi melayani nasabah dengan single system awal bulan lalu, sekaligus menandai tahap akhir dari proses migrasi nasabah serta awal baru bagi dunia perbankan syariah di Indonesia. Dengan demikian, seluruh produk yang ada di tiga bank legacy dapat dilayani seluruhnya dalam satu sistem BSI. Selain itu, BSI kini memiliki satu core banking system, satu enterprise data, satu sandi kode bank di 451, dan satu pelaporan keuangan dengan nama Bank Syariah Indonesia.
Dia menuturkan Indonesia memiliki penduduk muslim sangat besar, yang sekitar 229 juta jiwa atau sekitar 87,2% dari total populasi. Menurut Toto, masyarakat muslim ini banyak yang sudah mempertimbangkan produk keuangan syariah sebagai salah satu sarana untuk menyempurnakan ibadah.
Dengan potensi tersebut, BSI memiliki ruang pertumbuhan bisnis yang sangat besar. Toto merinci produk digital yang potensinya besar utamanya adalah transaksi baik untuk keperluan sehari-hari maupun keperluan sosial keagamaan seperti zakat, infak, sedekah dan wakaf atau Ziswaf.
“Terlebih penduduk kelas menengah Indonesia juga tumbuh, sehingga kebutuhannya terhadap produk keuangan dengan basis digital semakin meningkat,” imbuhnya.
Di luar itu, penghimpunan dana tabungan masyarakat dengan akad syariah pun akan dapat lebih kuat lagi dengan layanan digital. “Selanjutnya tentu untuk pembiayaan syariah yang mana prosesnya akan lebih cepat dan mudah bagi nasabah. Tentunya lebih prudensial dengan pengelolaan big data lebih kuat,” jelas Toto.
QRIS Lewat BSI Kian Prima
Terpisah, Direktur Infrastruktur Ekonomi Syariah KNEKS Sutan Emir Hidayat mengamini Toto. Analisa dia, salah satu tujuan utama dari integrasi internal BSI adalah penguatan bisnis digital. Khususnya adalah channel transaksi digital QRIS atau quick response code Indonesian standard yang saat ini semakin populer.
“Dengan integrasi internal, tentunya semua pihak berharap bank syariah terbesar Indonesia ini bisa memberikan layanan lebih baik lagi. Pengembangan teknologi khusunya QRIS tentunya akan semakin bagus,” katanya.
Emir menuturkan tiga bank legacy yang kini digabungkan menjadi BSI, memiliki daya saing dan keunggulan masing-masing. Seperti Bank BRIsyariah di segmen mikro, BNI syariah di segmen konsumer serta Ziswaf, dan Bank Syariah Mandiri kuat di segmen wholesale.
Setiap segmen nasabah tersebut tentunya memiliki kebutuhkan transaksi secara digital melalui QRIS BSI yang merupakan potensi pasar yang besar bagi bank syariah pelat merah tersebut. Di samping itu, Emir menuturkan BSI adalah bank syariah terbesar yang daya saingnya semakin kuat pasca integrasi.
Kekuatan itu pun akan menjadi modal BSI untuk mengadakan banyak penawaran menarik kepada nasabah digital banking-nya untuk semakin memperkuat transaksi.
“Jadi semua keunggulan (ketiga bank yang sudah dimerger) tersebut menjadi satu dan bahkan bertambah lebih banyak dalam layanan digital QRIS Bank BSI seiring dengan rampungnya integrasi. Bahkan nasabah yang suka, akan secara otomatis membantu rekomendasi Bank BSI sehingga meningkatkan jumlah nasabahnya,” imbuh Emir.
Sementara itu, Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengungkapkan akselerasi digital yang ditempuh pihaknya menjadi salah satu fokus dalam memacu bisnis. Hal ini tercermin dari transaksi kumulatif BSI Mobile yang mencapai 74,24 juta transaksi atau tumbuh 133% secara year on year (yoy).
“Hal lain juga ditunjukkan dengan kenaikan transaksi melalui e-channel pada September 2021 yang mencapai 162,40 juta transaksi atau 95% transaksi di BSI sudah menggunakan e-Channel. Sedangkan sisanya sebanyak 5% masih menggunakan layanan di teller,” ujar Hery.
Mengutip data perseroan, dengan adanya single system produk dan layanan digital menjadi lebih beragam dan semakin baik. BSI Mobile menghadirkan Biometric Online Onboarding atau pembukaan rekening dengan verifikasi menggunakan face recognition.
Ada pula produk E-mas atau pembukaan rekening emas, beli emas, jual emas, transfer emas, tarik fisik emas, lengkap dengan history transaksi. Melalui BSI Mobile nasabah pun dapat melakukan top up segala jenis E-wallet seperti Gopay, Ovo, LinkAja, Shopeepay, Paytren dan E-money.
Hadir pula layanan Ziswaf, qurban, hingga aqiqah. BSI Mobile dilengkapi juga dengan fitur Islami waktu solat, lokasi masjid, arah kiblat, juz amma, asmaul husna, hingga hikmah. Nasabah pun dilayani saat ingin melakukan pembayaran PLN, telekomunikasi, akademik, tiket, asuransi, internet/tv kabel, ecommerce, BPJS, Haji dan umrah, MPN, PDAM, dan multipayment.
Tarik tunai tanpa kartu di BSI bisa juga dilakukan melalui seluruh ATM BSI dan seluruh jaringan Indomaret di seluruh Indonesia. QRIS melalui BSI pun diperkuat sebagai metode pembayaran cashless di seluruh merchant baik untuk transaksi berbelanja maupun bersedekah.