goodmoneyID – Direktur Business Planning PT Pertamina International shipping (PIS) Eka Suhendra ungkap target jangka panjang dan strategi PIS untuk meraih nol emisi pada 2050. Salah satunya adalah dengan mengakselerasi inisiatif dekarbonisasi agar mencapai target pengurangan karbon emisi hingga nihil pada tahun 2050 dan meningkatkan kontribusi bisnis hijau menjadi 34% pada 2034.
Strategi tersebut dipaparkan Eka dalam Malam Penghargaan Lestari Summit 2024 (21/08), yang memberikan apresiasi bagi praktisi-praktisi industri terhadap kontribusi mereka dalam merealisasikan rencana nol emisi dan pembangunan berkelanjutan.
Eka memaparkan bahwa target pengurangan karbon emisi dari PIS, sudah selaras dengan strategi jangka panjang dari organisasi International Maritime Organization (IMO). Dengan komitmen ini, PIS tidak hanya mendukung inisiatif global untuk melawan perubahan iklim, tetapi juga meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi biaya operasional terkait emisi.
“Pertamina dan PIS memiliki komitmen dalam peningkatan sustainability dan green economy dalam operasionalnya sebagai bagian dari transformasi hijau bersama. Strategi kami untuk mencapai realisasi target jangka panjang tersebut adalah melalui pengurangan emisi sebesar 32% pada 2030 yang merupakan langkah awal untuk mencapai Net Zero Emission pada 2050, sesuai target dari International Maritime Organization (IMO),” ujar Eka.
Dalam mendukung realisasi target jangka panjang tersebut, Eka menyatakan bahwa PIS telah melakukan sejumlah inovasi khusus untuk mengurangi produksi emisi karbon dalam seluruh lini bisnisnya. Salah satunya melalui pengembangan teknologi Energy Saving Devices dan pengembangan desain kapal yang ramah lingkungan.
“Pertamina sendiri punya 10 fokus sustainabilitas operasi yang terbagi dalam tiga komponen utama yakni Environmental, Social, dan Governance. Untuk contohnya sendiri terkait perlindungan keanekaragaman hayati PIS telah melakukan investasi pemasangan ballast water treatment di armada kapal PIS untuk meminimalisir kerusakan ekosistem laut di sekitar kapal,” ucap Eka.
PIS juga turut memberlakukan inovasi-inovasi teknologi hijau untuk kapal baru dan konversi bahan bakar melalui teknologi dual fuel yang dapat meningkatkan efisiensi bahan bakar hingga 30%.
Selain mengurangi produksi karbon emisi, PIS juga menargetkan peningkatan signifikan terhadap kontribusi laba yang dihasilkan dari Green Cargo Business, seperti Liquified Natural Gas (LNG) dan Liquified Carbon Dioxide (LCO2).
“PIS juga memiliki aspirasi sampai 2034 untuk meningkatkan revenue dari low carbon business seperti LPG, LNG, dan amonia. Kami berharap melalui berbagai inisiatif dan strategi yang telah kami implementasikan, PIS dapat meningkatkan kontribusi sektor bisnis hijau menjadi 34% dalam sepuluh tahun ke depan. Saat ini angka tersebut berada di sekitar 15% dari total kontribusi bisnis PIS,” papar Eka.