goodmoneyID – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan Program Pemulihan Ekonomi Nasional akan berlanjut hingga tahun depan. Namun, anggaran program PEN tahun depan tak sebesar tahun ini. Di tahun 2021 Pemerintah melanjutkan program PEN dengan anggaran sekitar Rp356,5 triliun.
Anggaran itu akan digunakan untuk penanganan di bidang kesehatan melalui pengadaan vaksin dan perbaikan di bidang kesehatan, perlindungan sosial, hingga ke dukungan pada dunia usaha dan UMKM.
“Penurunan anggaran PEN didasarkan pada perkiraan biaya untuk penanganan pasien Covid-19 yang akan jauh berkurang dibandingkan kondisi di tahun 2020. Fokus Pemerintah dalam penyediaan Vaksin di tahun 2021,” ujar Sri Mulyani dalam pidato rapat Paripurna Dengan DPR RI, di Jakarta, Selasa (2/9).
Sri Mulyani menambahkan, anggaran kesehatan tetap dialokasikan cukup besar mencapai 6,2% dari APBN di tahun 2021, yang jauh di atas amanat UU Kesehatan sebesar 5% dari APBN.
“Beberapa program perlindungan sosial juga direncanakan tidak seluas dan sebesar manfaatnya di tahun 2020, sejalan dengan harapan semakin bergeraknya roda perekonomian dan terciptanya lapangan kerja baru. Dukungan pada UMKM, Korporasi, dan insentif pada dunia usaha juga direlaksasi secara bertahap seiring pulihnya perekonomian nasional,” imbuhnya.
Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2021 akan ditentukan oleh beberapa faktor utama, yaitu:
- Keberhasilan penanganan pandemi Covid-19, termasuk upaya riset vaksin.
- Kondisi pemulihan kinerja perekonomian global, terutama dipengaruhi penanganan pandemi Covid-19, faktor geopolitik pasca pemilu Amerika, dinamika hubungan Amerika dan Tiongkok, serta harga komoditas.
- Upaya reformasi struktural untuk meningkatkan kemudahan usaha dan menarik investasi.
- Dukungan kebijakan fiskal yang bercorak countercyclical termasuk melalui lanjutan program pemulihan ekonomi nasional (PEN).
Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun 2021 pada tingkat yang moderat yaitu sebesar 4,5-5,5%. Rentang perkiraan yang cukup lebar juga terjadi pada proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh lembaga-lembaga Internasional. Tahun 2021, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,1%, sementara World Bank 4,8%, dan ADB 5,3%.
Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,5%-5,5% cukup realistis dengan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut, dan baseline pertumbuhan ekonomi yang rendah di tahun 2020.
Pemerintah sepakat bahwa penanganan pandemi Covid-19 yang menyeluruh menjadi kunci pemulihan ekonomi nasional dan mengembalikan pertumbuhan ekonomi ke jalur alamiahnya.
“Oleh karena itu, pemerintah mengalokasikan untuk keberlanjutan program pemulihan ekonomi nasional di tahun 2021 sebesar Rp356,5 triliun. Alokasi ini terutama untuk penyediaan dan distribusi vaksin sebagai salah satu prioritas Pemerintah dan bantuan sosial untuk mendukung dan mempertahankan daya beli masyarakat menengah-bawah yang masih terdampak, serta dukungan bagi dunia usaha terdampak, UMKM dan korporasi, untuk membangkitkan kembali aktivitas usahanya,” pungkasnya.