goodmoneyID – Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), Jawa Timur resmi meluncurkan program studi Doktor Terapan (S-3 Terapan) Sistem Siber-Fisik (Cyber Physical System), sebagai program studi doktor terapan pertama di Indonesia, khususnya di politeknik.
Pembukaan program Doktor Terapan ini didasarkan pada Surat Keputusan (SK) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) No. 199/D/O/2024 terkait Izin Pembukaan Program Studi Sistem Siber-Fisik Program Doktor Terapan pada Politeknik Elektronika Negeri Surabaya di Kota Surabaya. Peluncuran program studi ini sekaligus sejalan dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 12 Tahun 2012 terkait Pendidikan Tinggi.
Direktur PENS, Aliridho Barakbah, mengungkapkan bahwa program Doktor Terapan Sistem Siber-Fisik memiliki ciri khas tersendiri, yaitu menyiapkan para lulusan untuk menjadi seorang problem solver, dengan membuat disertasi berdasarkan topik yang terkait dengan permasalahan di industri secara praktis dan bervariasi. Output-nya tidak hanya Jurnal Ilmiah, tetapi juga berupa karya paten, dengan mengukur Tingkat Kesiapan Teknologi (Technology Readiness Level).
“Studi kasusnya harus berawal dari problem riil yang ada di industri, di mana problem riil nantinya itu harus diselesaikan. Jadi dari mulai perangkatnya disertasinya tidak boleh berawal dari ide saja, tetapi harus dari problem yang ada di industri,” kata Aliridho.
Selain itu, penerapan model pembelajaran serta implementasi pada Doktor Terapan Sistem Siber-Fisik ini tidak lepas dari Kurikulum Merdeka Belajar. Disertasi yang akan dibuat oleh mahasiswa Doktoral, akan beririsan dengan program Teaching Factory (Tefa), di mana program ini akan menjadi wadah untuk pemilihan topik. Sebagai satuan pendidikan tinggi vokasi yang telah memiliki Tefa sebagai miniatur industri di kampusnya, program Doktor Terapan ini akan sangat terbantu.
“Bagi perguruan tinggi yang sudah punya Tefa, maka Doktor Terapan itu sangat menguntungkan, karena topik-topik di dalam Tefa itu bisa diangkat menjadi problem yang harus diselesaikan di dalam Doktor Terapan,” tambah Aliridho.
Berbagai tanggapan positif juga datang dari para pelaku industri, mengenai program Doktor Terapan di PENS. Hal ini ditandai dengan animo positif dan pembentukan research group centre bersama para pelaku industri, yaitu Electric Vehicle, Energy Technology, Robotics and Industrial Automation, Food Security and Environmental Technology. Selain itu, akan ada Open Lab Program yang memungkinkan mahasiswa secara aktif pergi ke mitra industri untuk mencari permasalahan dan solusi yang akan diselesaikan di laboratorium industri.
Peluncuran program Doktor Terapan di PENS ini sejalan dengan upaya Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam memenuhi keterampilan yang dibutuhkan oleh para pelaku industri. Upaya ini dilakukan dengan cara memiliki kerja sama yang baik dan melibatkan pelaku industri dalam mengembangkan kurikulum pembelajaran Doktor Terapan Sistem Siber-Fisik di PENS.
Upaya mentransformasikan pendidikan vokasi telah membuahkan hasil, khususnya pada jenjang Diploma IV, S-1, S-2, dan S-3 Terapan. Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Tatang Muttaqin, mengatakan, “Hasil ini sesuai dengan laporan yang disampaikan oleh Ibu Kiki Yuliati sebelumnya di acara Ekspose Pendidikan Vokasi 2020-2024, di mana terdapat peningkatan tren Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada jenjang tersebut meningkat sebesar 2,17% dari tahun 2020 ke 2023,” ujar Tatang.
Tatang berharap, dengan adanya Doktor Terapan Sistem Siber-Fisik terbaru di PENS, Jawa Timur ini dapat terus meningkatkan kualitas pendidikan tinggi vokasi yang mampu menjadi solusi dari permasalahan industri, dan mencapai SDM yang siap berkompetisi hingga ke mancanegara.