goodmoneyID – PT Telefast Indonesia Tbk (TFAS) Perusahaan digital penyedia akses pencari kerja dengan perusahaan pemberi kerja menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Dan public expose hari ini Selasa (21/7). Direktur Keuangan Telefast, Setiawan Parikesit mengatakan Telefast siap mengambil potensi sejalan dengan kondisi ekonomi yang mulai membaik. Diprediksi, kedepan perusahaan akan membutuhkan dan membuka banyak lowongan pekerjaan.
Telefast mencatat, dengan total penduduk Indonesia yang mencapai 269 juta jiwa, saat ini ada 163 juta jiwa yang sudah bekerja, sedangkan yang tak bekerja mencapai 36,88 juta jiwa.
Saat ini, Telefast bekerjasama dengan platform pencari kerja online, yakni karier.com. Ke depannya, Telefast akan kembali mengembangkan platform digitalnya, yaitu sobat kerjaku. Sobat Kerjaku merupakan program strategi dari Telefast untuk mencari ketenaga kerja baru, secara online hanya lewat barcode. Saat ini sudah ada 8,800 toko ritel yang bisa mendaftar kerja dan sudah terintegrasi oleh sobat kerjaku.
“Sebelumnya kan kalau mau daftar kerja harus upload cv dulu, kalau ini sobat kerjaku datang bawa handphone scan barcode lalu isi form secara digital, nanti kita akan memproses. Jadi tak perlu lagi bikin di form trus dikirim, ini sudah ada, begitu di scan lalu keluar,” ujar Setiawan.
Setiawan juga menyebut bahwa saat ini terpenting bagi perusahaan adalah memperkuat supply dan demand.
“Kuncinya ada dua bagaimana kita bisa mendapatkan supply dan demand sebanyak banyaknya. Kita ingin membuat suatu terobosan, dalam beberapa bulan ini banyak terjadi PHK, kita ingin berdampak positifnya, telefast bisa membantu unemployment tersebut untuk mencari pekerjaan lebih mudah,” kata Setiawan.
Setiawan mengatakan meskipun perusahaannya terdampak oleh pandemi Covid-19, namun secara performa masih baik.
“Semua perusahan dengan kondisi pandemi pasti ada dampaknya. Bedanya di Telefast dampaknya tidak terlalu berpengaruh, kerena buat kita sendiri dengan dampak yang ada saat ini kita bisa coba reborn, comeback dengan baik. Secara revenue dan lainnya masih tetap positif,” ujar Setiawan, dalam
Adapun Pengeluaran modal (Capital expenditure) Capex Telefast akhir tahun 2019 mencapai Rp4,8 miliar, dengan total aset pada Rp230 miliar.
Telefast sebagai startup ternyata tidak melakukan bakar duit, seperti yang dilakukan oleh kebanyakan startup lain.
“Kita kembangkan jaringan solusi, disitulah yang bedakan kita sebagai startup, kita tidak melakukan pembakaran uang, justru melakukan fasilitasi pada orang orang yang butuh pekerjaan. Tanpa harus bakar uang juga, orang orang bisa mencari dan menggunakan digitalisasi yang kita punya,” tutup Setiawan.