goodmoneyID – Pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan akan turun menjadi 0% pada tahun 2020, karena kecemasan konsumen dan pembatasan pergerakan untuk meredam penyebaran Covid-19, telah mengakibatkan berhentinya kegiatan pariwisata, rendahnya harga komoditas, dan berhenti beroperasinya toko maupun restoran.
Laporan Indonesia Economic Prospects World Bank (Bank Dunia) edisi bulan Juli 2020, Hari ini Kamis (16/7), Pemulihan akan terjadi secara berangsur-angsur, dan pertumbuhan PDB riil diproyeksikan akan mencapai 4,8% pada tahun 2021, dan akan kembali ke 6,0% pada tahun 2020.
Selain itu Covid-19, dampaknya terhadap mata pencaharian juga besar, di mana sebagian besar masyarakat Indonesia mengalami kehilangan pendapatan. Tanpa perluasan program bantuan sosial secara signifikan, sebanyak 5,5 juta rakyat Indonesia dapat masuk dalam kemiskinan yang diakibatkan oleh Covid-19.
Dalam menghadapi krisis ini, Pemerintah Indonesia telah mengumumkan suatu paket fiskal yang mencapai 4,3% dari PDB. Paket ini meliputi dana untuk meningkatkan kesiapan sektor kesehatan dan peningkatan secara substansial untuk program bantuan sosial.
World Bank Country Director untuk Indonesia dan Timor-Leste, Satu Kahkonen menilai jika dicairkan secara penuh dan tepat sasaran, maka paket stimulus dapat mencapai tujuannya untuk memitigasi dampak pandemi terhadap kemiskinan.
“Kami menyambut baik tindakan masif dari Pemerintah Indonesia untuk memitigasi dampak dari krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya. Adalah penting untuk secara efektif menerapkan paket tersebut agar dampaknya dapat dirasakan secara penuh oleh masyarakat maupun perekonomian,” ujar Satu Kahkonen, dalam keterangan tertulis, Kamis (16/7).
Lanjutnya, Pihaknya juga merasa terdorong dengan kegigihan Pemerintah Indonesia menggunakan krisis ini sebagai peluang dengan mempercepat berbagai reformasi penting untuk meningkatkan daya saing, yang akan menjadi dasar kuat bagi pemulihan yang lebih mantap.
Indonesia Economic Prospects edisi bulan Juli 2020 ini, juga membahas tentang strategi yang dapat mendukung Indonesia membangun secara lebih baik saat bangkit dari krisis. Termasuk dengan memperluas cakupan program perlindungan sosial yang diawali saat pandemi terjadi dan mengatasi kesenjangan yang baru teridentifikasi pada sistem, serta mempercepat penerapan perawatan kesehatan universal untuk semua warga negara.
Sementara itu, World Bank Lead Economist untuk Indonesia, Frederico Gil Sander mengatakan untuk dapat meredam dampak pandemi ini, keputusan pemerintah yang mengubah prioritas belanja negara dan meningkatkan defisit anggaran memang sangat dibutuhkan.
“Ke depannya, pembelanjaan dalam jumlah lebih besar pada sektor kesehatan, perlindungan sosial, dan infrastruktur akan tetap dibutuhkan, yang menjadi dasar mengapa reformasi perpajakan untuk meningkatkan pendapatan fiskal negara sangatlah penting untuk melandaikan kurva hutang dan mempertahankan kerangka makro ekonomi Indonesia yang kuat,” tegas Frederico.