2019, Laba Bersih PermataBank Rp1,5 Triliun

Loading

goodmoneyID – Bank Permata Tbk mengumumkan laporan kinerja keuangan sepanjang tahun 2019 hari ini, di Jakarta, Rabu (19/2).

PermataBank mencatatkan peningkatan laba bersih setelah pajak sebesar 66,5% atau senilai Rp1,5 triliun. Dengan penurunan rasio Non-Performing Loan (NPL) dari 4,4% di akhir tahun 2018 menjadi 2,8% di akhir tahun 2019.

Ridha D.M. Wirakusumah, Direktur Utama PermataBank mengungkapkan bahwa, melihat kilas balik perjalanan PermataBank dalam tiga tahun terakhir, pencapaian 2019 ini sangat menggembirakan.

“Upaya kami untuk menjaga kualitas aset yang sehat, kedisiplinan biaya operasional secara efisien, menjaga rasio NPL di bawah ketentuan regulator, serta untuk memberi inovasi layanan yang berkelanjutan terutama melalui digitalisasi menjadi kunci utama keberhasilan mencapai target pendapatan bank di tahun ini,” terang Ridha, saat paparan kinerja keuangan PermataBank.

Profitabilitas  Permatabank per Q4 (kuartal 4) 2019 tumbuh signifikan dengan ditopang pertumbuhan pendapatan usaha yang meningkat. Kenaikan pertumbuhan laba operasional sebelum penyisihan penurunan nilai aset tercatat sebesar 18,8% menjadi Rp3,04 triliun dikontribusi oleh peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar 5,6% dan pendapatan operasional selain bunga (Fee Based Income) sebesar 24,3%.

Sementara Net Interest Margin (NIM) meningkat menjadi 4,4%, naik 16bps dibandingkan posisi September 2019 sebesar 4,2% atau naik 28bps dibandingkan posisi Desember 2018 sebesar 4,1%. Seiring dengan kualitas aset yang secara konsisten membaik, biaya pencadangan kredit menurun sebesar 32,5% menjadi sebesar Rp1,14 triliun dibanding periode sama tahun lalu sebesar Rp1,68 triliun.

Biaya operasional Bank terkontrol dengan baik sehingga rasio efisiensi BOPO membaik secara signifikan menjadi 87,0% di Desember 2019 dibandingkan 93,4% pada 2018.

Rasio NPL gross dan NPL net di Desember 2019 terus membaik secara signifikan ke level 2,8% dan 1,3% dibandingkan Desember 2018 yang tercatat sebesar 4,4% dan 1,7% dengan cadangan NPL coverage ratio sebesar 132,8%.

“Perbaikan rasio NPL gross merupakan hasil dari restukturisasi kredit bermasalah, penghapusan kredit, penjualan dan penyelesaian kredit bermasalah (loan settlement) dan ditunjang oleh pertumbuhan kredit good-book secara signifikan. Bank akan tetap menjaga prinsip prudensi dan upaya untuk secara terus menerus memitigasi potensi kerugian kreditnya secara berhati-hati,” tutup Ridha.