GoodMoney – Minggu (7/7) dini hari kemarin, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas (Pusdatin) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho berpulang kepangkuan Sang Khalik. Ia menderita kanker paru-paru stadium 4B semenjak awal 2017 lalu. Sutopo mengembuskan napas terakhirnya di Guangzhou, China.
Sebelumnya, pelawak legendaris indonesia Indro Warkop merasakan hal serupa ketika Istri tercintanya Nita Octobijanthy wafat pada 9 Oktober tahun lalu, juga karena kanker paru-paru.
Penyebab utama penyakit ganas ini memang disebabkan oleh kebiasaan merokok, sehingga perokok aktif merupakan kelompok yang paling rentan terkena kanker paru-paru. Namun, orang yang pernah merokok atau sering terpapar asap rokok juga berisiko menderita kanker paru-paru, seperti yang dialami oleh Nita Octobijanthy.
Rokok maupun asap rokok mengandung lebih dari 60 zat beracun yang dapat memicu perkembangan kanker (karsinogenik). Jenis zat beracun tersebut antara lain adalah nikotin dan tar.
Pada tahap awal, zat beracun itu tidak memengaruhi fungsi organ paru. Namun semakin banyak rokok yang dihisap, kerusakan pada jaringan paru-paru juga akan makin bertambah. Kerusakan inilah yang mengakibatkan sel-sel bereaksi secara tidak normal dan tidak terkendali, hingga akhirnya muncul sel kanker.
Selain merokok, ada beberapa faktor yang memengaruhi penyakit kanker paru dapat berkembang ditubuh manusia. Antara lain:
1. Perokok pasif
Perokok pasif atau menghirup asap tembakau dari orang lain yang berada di sekitar Anda dapat menjadi penyebab kanker paru.
- Riwayat kesehatan keluarga
Risiko seseorang untuk terkena kanker paru-paru akan makin tinggi jika salah satu anggota keluarganya pernah menderita kanker ini.
- Serat asbes
Serat asbes adalah serat silikat yang dapat bertahan seumur hidup di jaringan paru-paru setelah terpapar asbes.
- Lingkungan tempat tinggal
Batuan dan tanah dapat mengandung gas beracun alami (radon). Radon juga bisa ditemukan di bangunan tua. Jika sering dihirup, radon dapat merusak paru-paru.
- Polusi udara
Paparan polusi udara dalam aktivitas sehari-hari, misalnya asap kendaraan di jalan raya atau asap pabrik di lingkungan kerja, akan meningkatkan risiko seseorang terkena kanker paru-paru.
- Terapi radiasi
Pasien kanker jenis lain yang menjalani pengobatan dengan metode radioterapi memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena kanker paru-paru.
Sumber: Antaranews dan Alodokter