7 Tips Atur Keuangan Selama Krisis Corona

Loading

goodmoneyID – Ketika wabah virus Corona mulai terdengar di negeri Tirai Bambu, banyak orang yang berpikir bahwa wabah pasti akan segera terselesaikan dan tidak akan sampai ke sini, namun kenyataanya lain. Saat ini Wuhan sudah hampir bebas dari wabah Corona, sudah tidak ada lagi kasus baru. Namun, ternyata situasi tidak berjalan seperti skenario yang diharapkan oleh banyak orang.

Lebih dari 9,000 orang meninggal, dan lebih dari 212,000 orang terinfeksi oleh virus Corona di seluruh penjuru dunia. Berbagai negara, termasuk Indonesia, melakukan aksi karantina mandiri bahkan hingga lock down.

Oleh karena itu, walaupun berada di tengah ketidakpastian ekonomi akibat virus corona jangan sampai kepanikan membuat keuangan anda menjadi masalah baru yang harus di hadapi. Lalu bagaimanakah cara agar kita tetap waspada tetapi tidak panik dan bisa menghindari kekacauan kondisi keuangan dalam menghadapi wabah virus corona? Melansir Folderbisnis.com, begini 7 cara atur keuangan di tengah wabah Virus Corona.

  1. Mengevaluasi Sumber Penghasil

Langkah pertama yang harus di lakukan adalah mengevaluasi sumber penghasilan keluarga baik yang berasal dari Anda, pasangan ataupun anggota keluarga lain yang ikut berkontribusi dalam jalannya kas keluarga.

Memang tidak semua pekerjaan terdampak wabah virus corona, tetapi jika perusahaan tempat Anda bekerja menjadi salah satu perusahaan yang terdampak wabah virus corona, maka Anda harus melakukan evaluasi keuangan dan melakukan penyesuaian.

Evaluasi ini di maksudkan untuk menilai ulang apakah penghasilan kita cukup untuk memenuhi anggaran bulanan seperti biasanya ataukah tidak. Jika sumber penghasilan kita tidak terdampak virus corona, maka kita bisa menjalankan aktifitas seperti biasanya. Tapi apabila sumber penghasilan kita terganggu akibat virus corona ini, maka sebaiknya segeralah lakukan penyesuaian anggaran bulanan.

Hal ini agar Anda bisa bersiap menghadapi situasi waspada dan terhindar dari wabah corona sekalipun kondisi keuangan berubah. Anda bisa lebih tepat dalam mengalokasikan dana pada pos-pos yang dianggap prioritas selama wabah virus corona ini berlangsung. Anda juga bisa menghitung apakah pencairan aset butuh di lakukan ataukah tidak.

Ini juga bertujuan mengalokasokan dana darurat, yang di siapkan untuk menghadapi situasi darurat contohnya seperti kondisi waspada corona seperti saat ini, sehingga hal ini penting untuk di tinjau ulang. Jangan sampai keuangan keluarga menjadi kacau akibat tidak siap dengan dana darurat.

  1. Memperbesar Dana Darurat

Langkah selanjutnya adalah dengan memperbesar dana darurat. Walaupun dana darurat yang Anda miliki sudah cukup, tetapi lebih baik lagi jika Anda memperbesar pos untuk menabung untuk dana darurat. Mengapa demikian?

Dalam kondisi waspada seperti ini, kesiapan dalam segi keuangan sangat diperlukan. Dana darurat ini bisa digunakan jika Anda memerlukan perawatan medis yang tidak tercover oleh BPJS.

Idealnya, Anda bisa tambahan anggaran dana darurat adalah 3x pengeluaran bulanan keluarga Anda. Misalnya pengeluaran bulanan keluarga Anda Rp 6 juta/bulan, maka Anda tinggal mengalikannya 3 kali lipat yakni menjadi Rp 24 juta. Dana darurat ini tidak perlu berupa uang cash, Anda juga bisa menyimpannya dalam bentuk aset asalkan aset tersebut mudah dicairkan misalnya seperti reksadana pasar uang dan deposito.

  1. Menambah Anggaran Kesehatan

Untuk menghindari kekacauan keuangan keluarga, sebaiknya Anda juga menambah anggaran kesehatan keluarga untuk melakukan pencegahan virus corona.

Setelah melakukan berbagai riset terkait virus corona, pemerintah secara masif mengsosialisasikan cara pencegahan virus corona dengan benar, yakni dengan menjaga kesehatan tubuh, menjaga kebersihan tangan dan juga hindari bersentuhan dengan orang lain jika tidak benar-benar di perlukan. Masker hanya di anjurkan untuk orang yang sakit. Sementara orang yang sehat tidak perlu memakai masker dikarenakan penyebaran virus corona bukanlah melalui udara melainkan cairan.

Sehingga di banding memborong masker, ataupun hand sanitizer Anda bisa menggunakan anggaran kesehatan untuk membeli buah-buahan, sayuran, vitamin dan kebutuhan lainnya agar imunitas Anda beserta keluarga bertambah kuat dan terhindar dari berbagai virus dan bakteri.

Tapi ingat, tidak dianjurkan untuk menimbun bahan makanan tersebut. Belilah buah-buahan, sayuran dan multivitamin secukupnya supaya kandungan vitamin di dalamnya tetap terjaga dengan baik dan bisa dikonsumsi dengan maksimal.

  1. Membeli Kebutuhan Bulanan Secukupnya

Begitupun dengan kebutuhan bulanan yang biasa Anda beli. Menimbun bahan pokok bulanan hanya membuat harga-harga semakin naik karena terjadi kelangkaan barang.

Sebelum melakukan itu, Anda perlu mempertimbangkan fungsionalitasnya. Karena bahan pokok yang tidak terpakai nantinya akan menumpuk di rumah. Selain itu Anda juga harus memperhatikan dampaknya pada arus kas keuangan keluarga. Dengan begitu Anda bisa lebih mengendalikan kepanikan dan bisa lebih tenang dalam menilai apakah aksi borong kebutuhan pokok bulanan benar-benar di perlukan ataukah tidak.

Sebagai saran, belilah kebutuhan bulanan keluarga Anda secukupnya. Anda dan keluarga akan tetap aman jika tetap berusaha semaksimal mungkin mengikuti petunjuk pencegahan corona yang benar dari lembaga resmi yang kompeten di bidang kesehatan seperti WHO ataupun lembaga pemerintahan terkait dan melakukan pemeriksaan kesehatan secepatnya jika mengalami sakit.

  1. Hindari Pinjaman Konsumtif

Dalam kondisi panik, orang-orang bisa melakukan berbagai cara untuk membeli kebutuhan pokok, masker, hand sanitizer sebanyak-banyaknya, termasuk dengan meminjam uang.

Sebenarnya pinjaman untuk biaya konsumtif seperti ini tidak di sarankan, karena akan menambah beban utang padahal Anda perlu fokus melindungi diri dan keluarga dengan cara yang efektif dari virus corona. Konsentrasi Anda akan terpecah untuk hal yang dipandang tidak terlalu perlu di lakukan dalam kondisi waspada corona.

Sebaiknya dalam kondisi waspada seperti ini, Anda tidak menambah beban pikiran dengan utang konsumtif lain. Cukuplah hutang konsumtif seperti rumah saja yang Anda pikirkan.

Sisanya bisa di gunakan untuk menambah dana darurat dan membeli bahan makanan serta suplemen agar tubuh Anda dan keluarga tetap sehat. Jadi, jangan sampai kepanikan yang mengakibatkan Anda ingin memborong kebutuhan bulanan tidak didukung oleh arus keuangan yang lancar.

  1. Membeli Alat Kesehatan Sesuai Anjuran WHO

Belakangan sempat ramai di bicarakan adanya penimbunan masker yang mengakibatkan keberadaan masker menjadi langka dan harganya naik berkali lipat.

Padahal masker tidak di wajibkan pada orang yang sehat karena seperti yang telah di bahas sebelumnnya, penularan virus corona bukanlah melalui udara. Sehingga masker hanya di wajib kan untuk orang yang sakit untuk menghindari cairan tubuh menempel pada orang yang sehat dan meningkatkan resiko tertular virus corona.

Anda juga tidak perlu membeli hand sanitizer ataupun sabun pencuci tangan secara berlebihan karena saat ini pemerintah sudah memperbanyak akses sabun pencuci tangan di tempat-tempat umum. Jadi, belilah sabun pencuci tangan dan hand sanitizer sesuai kebutuhan.

Jika Anda ingin menyimpan stock masker untuk berjaga-jaga jika seandainya Anda ataupun anggota keluarga terkena sakit, beli lah masker secukupnya. Dengan begitu, orang-orang sakit yang membutuhkan bisa tetap mendapatkan masker dan keuangan keluarga pun tetap terkendali.

  1. Tidak Terburu-buru Mencairkan Aset

Virus corona memang menyebabkan permasalahan ekonomi di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Tapi, apakah hal itu berarti Anda harus buru-buru mencairkan berbagai investasi/asetr yang sudah Anda tanam sebelumnya? Tunggu dulu, sebelum hal itu Anda lakukan sebaiknya mempertimbangkan hal ini!

Pertama, Anda perlu mempertimbangkan tujuan kepemilikan dam jangka waktu investasi/aset misalnya untuk dana pendidikan anak. Kedua, sebelum Anda mencairkan aset perhatikan juga prospek instrumen investasi/aset tersebut. Apakah perusahaan tempat Anda berinvestasi terdampak parah wabah virus corona yang mengakibatkan penurunan nilai aset secara signifikan, ataukah tidak.

Terakhir, pertimbangkan pula apakah perushaan investasi mudah mengembalikan imbal hasil ataukah tidak dan rekam jejak pengelolaan dananya. Jika prospek investasi kedepannya bagus dan tidak benar-benar di gunakan dalam waktu dekat maka sebaiknya tidak terburu-buru di cairkan.

Jangan sampai kepanikan membuat Anda kurang pertimbangan dan akhirnya terlalu cepat mencairkan aset, padahal memegang dana tunai sebenarnya belum mendesak.