goodmoneyID – Eko Listiyanto Deputi Direktur INDEF mengakui jika penguatan nilai tukar rupiah lebih banyak disebabkan intervensi oleh Bank Indonesia (BI).
Pada hari ini (3/3), pukul 15.00 WIB, nilai tukar rupiah sebesar Rp 14.275/USD di pasar spot. Nilai itu lebih kuat dibanding penutupan pada pekan lalu (28 Februari 2020) sebesar Rp 14.340/USD.
“Intervensi pasar oleh BI menjadikan rupiah pada hari ini cenderung menguat dibanding pekan sebelumnya,” ujar Eko saat dihubngi oleh goodmoneyID di Jakarta, Selasa (3/3).
Namun demikian, Eko menggarisbawahi model intervensi ini hanya efektif dalam jangka waku pendek untuk stabilitasi rupiah. Sebab, tindakan operasi moneter itu bakal menguras cadangan devisa.
“Dalam jangka menengah panjang, perlu dipikirkan cara lain yang lebih struktural seperti insentif untuk perkuatan sektor manufaktur. Ini penting untuk mengurangi impor yang akan berdampak pada penurunan defisit transaksi berjalan,” ujar Eko.
Ia menambahkan, target nilai tukar rupiah di level Rp 14.400/USD akan sulit tercapai. Sebab, defisit transaksi berjalan makin membesar dan utang juga meningkat. “Target rupiah yang dipatok Pemerintah tampaknya sulit tercapai karena defisit transaksi berjalan masih tinggi,” pungkasnya.
Selain itu, investor asing akan melihat bagaimana cara pemerintah menangani berbagai isu aktual seperti wabah virus corona.