GoodMoney – Dalam lima tahun terakhir, produksi telepon seluler (ponsel) meningkat pesat. Hal ini tak lepas dari peran pemerintah yang selalu mendorong perkembangan industri telekomunikasi dan informatika dalam negeri.
Menurut data dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin), pada 2013 lalu jumlah ponsel yang diproduksi dalam negeri sejumlah 105 ribu dari dua merek lokal. Sedangkan, yang masuk ke dalam negeri atau impor sebanyak 62 juta unit senilai Rp42,4 triliun.
Pada 2014, impor ponsel berkurang sekitar 2 juta unit menjadi sebesar 60 juta unit, dan ponsel yang sukses diproduksi dalam negeri meningkat menjadi sebesar 5,7 juta unit.
Selanjutnya pada tahun berikutnya, ponsel produksi dalam negeri melonjak menjadi sebanyak 50 juta unit yang berasal dari 23 merek lokal dan internasional.
Melonjaknya produksi ponsel lokal sangat berimbas pada jumlah impor ponsel yang masuk ke Indonesia. Tercatat pada tahun yang sama impor ponsel menurun tajam menjadi sebesar 37 juta unit, atau jika dirupiahkan sebesar Rp32,5 triliun.
Pada 2016 pun jumlah impor ponsel kembali mengalami penurunan yang tak kalah besar dari tahun sebelumnya, menjadi sebanyak 18,5 juta atau senilai Rp32,5 triliun. Sedangkan ponsel produksi dalam negeri semakin menunjukkan kedigdayaannya dengan jumlah produksi ponsel sebesar 68 juta unit.
Dan pada 2017, lagi dan lagi impor ponsel menunjukkan penurunan menjadi hanya sekitar 11,4 juta unit. Sementara jumlah unit yang berhasil diproduksi di dalam negeri berjumlah 60,5 juta unit, yang berasal dari 34 merek, 11 merek lokal dan sisanya merek internasional.
“Meningkatnya produksi ponsel di Indonesia, antara lain karena penciptaan iklim usaha yang kondusif serta kebijakan hilirisasi dan pengoptimalan komponen lokal sehingga lebih banyak memberi nilai tambah,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.
Airlangga menambahkan jika sebagai anak bangsa, seharusnya kita patut bangga terhadap produk ponsel yang dihasilkan industri dalam negeri.
(AW, Antara)