goodmoneyID – Demi mempercepat pemulihan ekonomi, diperlukan dorongan dari seluruh pihak termasuk Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Penyalur KUR, penjamin KUR hingga partisipasi UMKM lokal. UMKM lokal diharapkan dapat bangkit, sehingga membantu perekonomian nasional.
“Implementasi tersebut kami wujudkan dalam bentuk pelaksanaan Penyaluran KUR Bangkitkan UMKM Lokal untuk Pemulihan Ekonomi Nasional,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartanto, dalam rilisnya, Sabtu (22/8).
Total KUR yang disalurkan oleh Lembaga Penyalur KUR mencapai Rp18,13 miliar yang diberikan kepada 136 debitur. Penyaluran KUR tersebut secara live dilaksanakan di beberapa lokasi kantor lembaga penyalur KUR antara lain Bank BRI, BNI, Bank Mandiri, Bank BTN, BPD Bali, BCA, Bank Mandiri Taspen, Bank Bukopin, Bank Sinarmas, BRI Syariah, dan KSP Guna Prima Dana. Selain itu, lembaga penjamin KUR seperti PT Askrindo dan PT Jamkrindo juga turut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
Kementerian Perindustrian juga turut menyerahkan bantuan kepada UMKM untuk mempercepat pemulihan aktivitas usaha UMKM. Diberikan kepada Celuk Design Center Jewerly di Sentra Industri Kecil Menengah (IKM) Perhiasan Perak Celuk, Gianyar, bantuan berupa 1 unit mesin CNC.
Sementara, dukungan penguatan usaha juga diberikan oleh Kementerian Pertanian. Dukungan UMKM lokal yang diserahkan berupa benih komoditas perkebunan, pupuk organik, dan fasilitas sarana pasca panen juga diberikan oleh Kementerian Pertanian.
Hingga 31 Juli 2020, perkembangan kinerja penyaluran KUR di Provinsi Bali terealisasi sebesar Rp2,99 triliun dan diberikan kepada 60,390 debitur.
Sementara total outstanding sebesar Rp7,29 triliun diberikan kepada 559,866 debitur dengan Non Performing Loan (NPL) terjaga pada level yang rendah (0,52%). Adapun realisasi penyaluran KUR secara keseluruhan hingga 31 Juli 2020 mencapai sebesar Rp89,2 triliun, yang diberikan kepada 2,67 juta debitur. Sehingga total outstanding sebesar Rp167,87 triliun dengan NPL 1,07%.
Lebih lanjut, Pemerintah telah melakukan beberapa upaya untuk memulihkan UMKM pada masa pandemi Covid-19. Di antaranya melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan alokasi anggaran untuk UMKM sebesar Rp123,46 triliun, dari total biaya penanganan Covid-19 sebesar Rp695,20 triliun.
“Program PEN terus didorong untuk membantu masyarakat produktif memulihkan dan membangkitkan UMKM dan menumbuhkan kembali kegiatan ekonomi, mengingat peranan UMKM yang sangat besar bagi perekonomian,” ujar Airlangga.
Upaya Pemerintah berikutnya yaitu memberikan relaksasi kebijakan penundaan angsuran pokok KUR selama 6 bulan, dan penundaan sementara kelengkapan dokumen administrasi sampai dengan berakhirnya masa pandemi Covid-19.
Selain itu, Pemerintah juga memberikan tambahan subsidi bunga KUR dari 6% selama 3 bulan dan 3% selama 3 bulan, menjadi sebesar 6% hingga Desember 2020. Upaya ini dilakukan untuk menjaga likuiditas dan meningkatkan kemampuan UMKM terhadap akses pembiayaan.
Langkah selanjutnya, Pemerintah mendorong UMKM menumbuhkan kegiatan ekonomi dengan menunda penetapan target penyaluran KUR sektor produksi tahun 2020 yang sebelumnya ditetapkan sebesar 60%.
Pemerintah menetapkan skema KUR Super Mikro yang utamanya menyasar pekerja yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) atau ibu rumah tangga yang menjalankan usaha produktif.
“Berbagai langkah ini diharapkan dapat memberikan penguatan bagi UMKM untuk bertahan dan bangkit pada masa Covid-19,” tutur Airlangga.
Airlangga berharap, sinergi yang kuat antara program pemerintah melalui Kemenko Perekonomian dengan Pemerintah Daerah, penyalur KUR, dan penjamin KUR dalam membangkitkan kembali aktivitas usaha UMKM dapat dilaksanakan secara berkelanjutan.
“Saya berharap upaya optimalisasi penyaluran KUR kepada UMKM lokal ini dapat memperkuat ekonomi lokal untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional,” tutup Airlangga.