goodmoneyID – Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Royke Tumilaar mengatakan wabah virus corona punya impact kuat pada sektor perbankan, terutama dari sisi kredit.
“Corona pasti ber-impact, sudah pasti kreditnya slow. Dengan situasi seperti ini sudah pasti lambat. Tapi kita berusaha untuk coba untuk gali potensi-potensi yang lain,” terang Royke setelah paparan RUPST, di Plaza Mandiri Jakarta (19/2).
Disebutkan Royke potensi akan digenjot di sektor internal yakni permintaan domestik seperti kredik UMKM, dan mikro. “Paling permintaan domestik seperti nanti mungkin mikro, UMKM, itu kan tetap jalan sekarang,” tambah Royke.
Sementra itu Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Silvano Rumantir mengatakan Bank Mandiri sudah melakukan analisis internal perihal potensi dampak dari penyebaran virus corona. Mulai dari sisi penerbangan, pariwisata hingga komoditas. Ia menyebutkan Bank Mandiri akan selektif melihat ketiga sektor ini.
“Semua permintaan kredit akan kita proses seperti biasa. Jadi tetap akan sangat prudent. Artinya kita lihat proyeksi mereka juga. Seperti itu. Soalnya dulu waktu commodity price-nya turun, Mandiri kan sempat avoid (menghindari) ke sektor itu. Apakah tiga sektor tadi akan ditahan dulu? Oke, kita akan lihat sector by sector,” papar Silvano.
Ia menambahkan, untuk sektor airline (maskapai) Mandiri memang sangat selektif. Mandiri exposure hanya ke Garuda Indonesia.
“Saya juga berkomunikasi dengan Direktur Keuangan Garuda dan saya yakin teman-teman di bisnis juga berkomunikasi dengan mereka. Yang penting harus saling ngobrol biar gak kaget. Mereka juga gak akan surprise kalau bank akan lebih hati-hati. Kita ingin meminimalkan surprise, makanya kita analisa dari sekarang,” ujar Silvano.
Lebih lanjut, Silvano mengungkapkan dampak penyebaran virus corona terhadap rasio kredit bermasalah (NPL) belum dapat diukur. Tahun ini, Bank Mandiri memproyeksikan NPL berada dalam kisaran 2,1% hingga 2,3%.