Angin Segar Pemulihan Ekonomi Nasional

Loading

goodmoneyID – Kinerja ekonomi Triwulan II-2021 tumbuh positif tinggi sebesar 7,07% (yoy). Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu mengatakan Pertumbuhan ini sesuai dengan prediksi sebelumnya oleh Kementerian Keuangan. Hal ini membuktikan bahwa arah dan strategi pemulihan telah berjalan dan terjadi secara nyata.

Pemulihan ekonomi telah terjadi secara merata. Konsumsi, Investasi, Ekspor dan Impor semuanya mengalami pertumbuhan yang tinggi. Keyakinan masyarakat untuk melakukan aktivitas terus meningkat dan mendorong pertumbuhan konsumsi rumah tangga. Aktivitas investasi dan produksi juga mampu bergerak selaras dalam memperkuat tren pertumbuhan ekonomi. Ekspor dan impor tumbuh sangat tinggi dan merupakan respon pelaku usaha dalam memanfaatkan pemulihan ekonomi global. Dari sisi produksi, sektor-sektor unggulan nasional seperti manufaktur, perdagangan, konstruksi dan transportasi mampu mencatat pertumbuhan yang cukup kuat.

Peran pemerintah juga turut mendukung berlanjutnya pemulihan ekonomi dan perbaikan indikator kesejahteraan masyarakat. Dukungan kebijakan fiskal melalui instrumen APBN telah bekerja sangat keras mendukung upaya penanganan pandemi dan penguatan pemulihan ekonomi.

Kebijakan belanja countercyclical pemerintah, khususnya melalui Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), telah on-track dalam melindungi masyarakat miskin dan rentan terdampak, serta menstimulasi sektor usaha untuk kembali tumbuh positif pada Triwulan II-2021.

Tren peningkatan kasus Covid-19 akibat dari munculnya varian Delta direspons dengan cepat dan terukur agar potensi dampaknya dapat dimitigasi baik dalam melindungi masyarakat maupun dalam menjaga momentum pemulihan ekonomi yang semakin menguat. Kebijakan rem darurat dengan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Level 4 adalah langkah perlu agar penularan Covid-19 tidak eskalatif dan kurva pandemi dapat kembali menurun. Kebijakan restriksi mobilitas ini sifatnya sementara dan terus dievaluasi secara periodik untuk disesuaikan level restriksinya sesuai perkembangan parameter pengendalian pandemi.

Kinerja Ekonomi Sisi Pengeluaran

Tingkat penyebaran pandemi Covid-19 yang relatif terkendali hingga Mei 2021 merupakan aspek penting dalam pemulihan permintaan masyarakat. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) untuk pertama kalinya sejak pandemi mampu kembali ke atas 100 pada April (101,5), Mei (104,4), dan Juni (107,4).

Selain itu, Indeks Penjualan Ritel (IPR) juga menunjukkan keberlanjutan pemulihan konsumsi masyarakat sejak April dengan tumbuh positif selama tiga bulan berturut-turut hingga Juni 2021. Sementara kebijakan fasilitas PPnBM Ditanggung Pemerintah (DTP) untuk pembelian mobil juga cukup efektif dalam mendorong aktivitas konsumsi kelas menengah.

Konsumsi Rumah Tangga pada Triwulan II mampu tumbuh 5,93% (yoy). Aktivitas konsumsi masyarakat pada periode ini juga lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya atau tumbuh 1,27% (qtq).

Tingkat keyakinan masyarakat yang terus pulih serta momentum Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri menjadi faktor utama pemulihan aktivitas konsumsi rumah tangga. Selain itu, base effect atas pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang terdampak cukup dalam pada Triwulan II-2020 juga berperan penting dalam tingkat pertumbuhan komponen ini pada Triwulan II-2021.

Komponen Investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) juga mengalami perbaikan pertumbuhan signifikan dari -0,23% di Triwulan I menjadi 7,54% (yoy) di Triwulan II-2021. Perbaikan ini didukung oleh pertumbuhan bangunan sebagai kontributor utama pertumbuhan investasi. Peningkatan aktivitas investasi ini sejalan dengan tren positif pertumbuhan konsumsi semen, impor besi dan baja, serta impor barang modal yang masing-masing tumbuh 13,3%, 44,0%, dan 29,1% pada Triwulan II-2021 (yoy).

Peran APBN sebagai stimulus perekomian di masa pemulihan efektif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di Triwulan II. Hingga Semester I-2021, realisasi belanja negara telah mencapai Rp1.170,1 triliun atau meningkat 9,38% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Program PEN, termasuk program vaksinasi gratis, terus diakselerasi dalam menjaga momentum pengendalian pandemi dan pemulihan ekonomi. Hal ini tercermin dalam pertumbuhan konsumsi pemerintah yang mencapai 8,06% (yoy) di Triwulan II.

Kinerja perdagangan internasional Indonesia melonjak tajam, di mana ekspor dan impor mampu tumbuh masing-masing 31,78% dan 31,22% (yoy). Perbaikan performa ekspor didukung oleh tren peningkatan permintaan dari negara mitra dagang utama atas produk ekspor nasional, seperti produk pertanian, pertambangan, maupun manufaktur seperti alas kaki, pakaian, dan kendaraan bermotor.

Sementara itu, pertumbuhan impor yang tinggi menunjukkan adanya geliat aktivitas produksi dalam negeri. Hal ini tercermin dari pertumbuhan impor bahan baku serta barang modal yang secara nominal tumbuh masing-masing sebesar 57,8% dan 29,1% pada Triwulan II-2021.

Kinerja Ekonomi Sisi Produksi

Seluruh sektor produksi mampu melanjutkan akselerasi pemulihan kuat dengan tumbuh positif pada Triwulan II 2021. Sektor industri pengolahan yang memberikan kontribusi sebesar 20% terhadap PDB nasional mampu berperan sebagai mesin pertumbuhan dengan tumbuh 6,58% (yoy). Kinerja ini sejalan dengan tren PMI Manufaktur Indonesia yang selalu dalam zona ekspansi (>50) di sepanjang Triwulan II, bahkan mencatatkan rekor tertinggi secara berturut-turut pada April (54,6) dan Mei 2021 (55,3).

Sektor perdagangan juga mencatat pertumbuhan tinggi sebesar 9,44% (yoy), terutama ditopang oleh pemulihan perdagangan global yang tercermin dari kinerja pertumbuhan tinggi ekspor dan impor nasional. Peran pemerintah dalam memberikan stimulan dan insentif terhadap dunia usaha, khususnya UMKM, turut mendorong perbaikan kinerja sektor ini.

Sektor konstruksi yang berperan penting dalam mendukung kinerja investasi bangunan mampu tumbuh sebesar 4,42% (yoy). Kinerja konstruksi terutama didorong oleh keberlanjutan pembangunan proyek infrastruktur strategis nasional, serta pemberian insentif pemerintah terhadap sektor perumahan.

Sektor-sektor penunjang aktivitas pariwisata yang terdampak sangat dalam akibat pandemi, juga menunjukkan peningkatan kinerja signifikan bahkan menjadi sektor dengan akselerasi pertumbuhan tertinggi pada triwulan ini. Kombinasi arah pemulihan dan basis perhitungan yang rendah mendorong kinerja Sektor transportasi dan pergudangan tumbuh mencapai 25,10%, meningkat tajam setelah mengalami pertumbuhan -30,80% di Triwulan II 2020. Sementara itu, Sektor penyediaan akomodasi makan minum juga tumbuh sebesar 21,58%, menunjukkan perbaikan dari pertumbuhan -21,97% di Triwulan II 2020.

Sektor lainnya yang mencatat peningkatan kinerja secara signifikan adalah sektor pertambangan yang tumbuh 5,22% (yoy). Kinerja sektor ini didukung oleh pulihnya permintaan global terhadap komoditas tambang utama nasional khususnya komoditas batubara dan mineral logam. Tren peningkatan harga komoditas global juga turut mendukung geliat aktivitas produksi pada sektor ini.

Arah Pemulihan Ekonomi Ke Depan

Arah pemulihan ekonomi nasional sangat berkaitan erat dengan progres penanganan dan pengendalian pandemi Covid-19. Sejak pertengahan Juni 2021, perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia mengalami peningkatan akibat munculnya varian Delta yang menyebar sangat cepat. Pemerintah merespon cepat dengan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Level 4 sejak tanggal 3 Juli 2021 dan baru saja diperpanjang hingga 9 Agustus 2021. Kebijakan tersebut merupakan upaya nyata pemerintah dalam memprioritaskan penanganan pandemi demi menyelamatkan masyarakat Indonesia.

Implementasi PPKM bertujuan untuk mengurangi mobilitas masyarakat agar penyebaran penularan kasus Covid-19 dapat dicegah dan jumlah kasus aktif Covid-19 dapat segera diturunkan kembali. Hal ini memang di satu sisi berimplikasi tertahannya konsumsi masyarakat yang sensitif terhadap mobilitas. Namun ini adalah langkah yang dibutuhkan untuk mengendalikan pandemi agar pemulihan ekonomi dapat segera kembali berjalan.

Dengan implementasi PPKM yang efektif, momentum pertumbuhan konsumsi, investasi, dan ekspor dapat terus terjaga dan membantu peran APBN dan Program PEN yang masih tetap berjalan namun dorongannya akan terbatas jika sumber pertumbuhan lainnya terganggu. Pemerintah melalui instrumen APBN terus melindungi masyarakat yang terdampak oleh eskalasi kasus pandemi dengan melakukan realokasi belanja non-prioritas dan meningkatkan alokasi anggaran kesehatan yang difokuskan pada penguatan sistem kesehatan untuk penanganan pandemi dan vaksinasi. Selain itu, belanja perlindungan sosial juga diperluas dan diperpanjang untuk menjangkau masyarakat yang paling rentan terdampak guna tetap mampu memenuhi kebutuhan pokoknya.

Arah pemulihan sektor usaha strategis seperti sektor industri pengolahan, sektor transportasi pergudangan, serta sektor penyediaan akomodasi dan makan-minum juga sangat bergantung pada sisi pengendalian Covid-19. Oleh karena itu, peran serta masyarakat sangat penting dalam mendorong kedisplinan 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas) guna mengurangi risiko penyebaran virus Covid-19. Pemerintah akan terus melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkelanjutan terhadap efektivitas pelaksanaan PPKM dalam mengendalikan penularan Covid-19 dan secara bertahap kembali melonggarkan restriksi sesuai capaian parameter tingkat pengendalian pandemi.

“Ke depan, pemerintah akan tetap fokus pada langkah-langkah antisipatif dan responsif dalam menekan penyebaran pandemi Covid-19, terutama dengan mengakselerasi pelaksanaan vaksinasi dan memperkuat 3T (testing, tracing, treatment). Sinergi kebijakan baik fiskal, sektor keuangan dan moneter juga terus diperkuat untuk mewaspadai dampak negatif yang mungkin terjadi dari eskalasi kasus Covid-19 yang disebabkan oleh munculnya varian baru di berbagai belahan dunia”, tutup Febrio.