BI Genjot Transformasi Digital di Industri Syariah

Loading

goodmoneyID -. Perry Warjiyo Gubernur Bank Indonesia (BI) dalam seminar Islamic Financial Service Board (IFSB) di acara ISEF yang ke 6 menjelaskan 5 langkah utama untuk mempercepat transformasi keuangan syariah dengan memanfaatkan teknologi digital.

“Transformasi digital dapat mempercepat pendanaan ekonomi Islam. Sekarang kita cukup dengan klik di hp sudah bisa membeli barang yang kita inginkan, bisa buka rekening dengan klik saja. Kita ingin kembangkan ekonomi syariah ke arah itu,” ujar Perry.

Pertama, mendukung digitalisasi perbankan. Kedua, menjamin interlink antara fintech dengan perbankan. Ketiga, mendorong inovasi startup. Keempat, mengembangkan infrastruktur sistem pembayaran dan pasar keuangan. Kelima, memperkuat kolaborasi dan kerjasama antar negara.

“Ingat dulu semua dilayani bank. Sekarang jasa keuangan terurai, kenapa? Karena bank tidak lagi cepat,  mereka tidak mengubah sistem jasa keuangan mereka. Ini yang saya dorong agar mereka memberi pelayanan terbuka dengan teknologi digital agar dapat menyediakan banyak aplikasi. Dari perbankan digital menuju perbankan terbuka,” ujar Perry.

Keterlibatan fintech yang bersinergi dengan perbankan saat ini sudah dilakukan oleh beberapa perusahaan perbankan. Salah satunya dengan program standarisasi API (application interface program). Selain agar tukar menukar data antara bank dan fintech bisa berjalan dengan aman, standarisasi API juga dilakukan untuk menyambut sistem pembayaran digital yang kedapan akan semakin pesat.

BI akan meningkatkan inovasi bisnis startup, khususnya startup yang berkembang di sektor ekonomi syariah, seperti pertanian, umkm halal produk, ritel dan wakaf.  Selain itu BI bersama Asosiasi Pembayaran Indonesia saat ini telah mengembangkan sistem pembayaran QRIS (sistem pembayaran standar indonesia).

QR adalah salah satu produk inovasi untuk mempercepat dan memudahkan pelaku usaha melakukan pembayaran, dengan menggunakan interlink QR code pelaku usaha di indonesia bisa memepercepat proses pembayaran bahkan dengan konsumen global.

“Tetangga saya petani untuk menjual produk-produknya di pasar cukup pakai hp. Di aplikasi itu terintegrasi dengan fintech atau bank. Dalam hitungan 5-20 detik, petani bisa menerima uangnya, tranfrormasi digital itulah yang dapat membuat kita bisa sustainable dan inklusif,” pungkas Perry.