goodmoneyID – Industri garmen atau Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) memiliki potensi besar untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Namun mirisnya sekarang justru penetrasi produk tekstil dari luar negeri lebih besar daripada dalam negeri.
Bahlil Lahadalia Kepala BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) dalam Konferensi Pers “Pengembangan dan Solusi Permasalahan Industri Tekstil dan Produk Tekstil” menyebutkan produk tekstil made in Indonesia sulit ditemui di pasar lokal seperti Tanah Abang. “Kalau kita cek di pasar, seperti Tanah Abang itu kita susah mendapatkan produk made in indonesia,” ujar Bahlil.
Seperti diketahui, pasar Tanah Abang merupakan barometer pergerakan pasar TPT di Indonesia.Jika produk ada di pasar tersebut, hampir dipastikan juga ada di pusat tekstil lainnya di daerah.
Dari data BKPM, realisasi investasi sektor TPT Indonesia selama kurun waktu 2010 sampai kuartal I 2019 mencapai Rp71,31 triliun. Dimana PMA (Penanaman Modal Asing) di sektor TPT mencapai 60 persen lebih besar dari pada PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) yang hanya 40 persen.
BPKM bersama dengan lembaga yang bergerak di industri TPT dalam hal ini API (Asosiasi Pertekstilan Indonesia), dan juga APSYFi (Asosiasi Produsesn Serat dan Benang Filamen Indonesia) terus mencari solusi terbaik agar produk lokal bisa memiliki daya saing dengan produk impor.
Bahli menyebutkan ada beberapa kajian yang dibahas bersama antara lain revitalisasi pabrik, meningkatkan penetrasi perbankan, kehadiran negara dalam membuat regulasi, khususnya keringanan pajak.
Sementara itu Pengurus API Iwan Lukminto, berharap sinergi antar lembaga dan kementerian ini bisa menumbuhkan harmonisasi Industri yang lebih baik kedepan. API merekomendasikan enam pokok pemecahan masalah industri tekstil, yaitu Raw Material, Market, Komersial, SDM, Energi dan Teknologi, serta Lingkungan Hidup.
“Tadi sudah dibicarakan dengan Kementerian, seperti kebikakan energi, SDM, lingkungan hidup, komersial, bea pajak, ini perlu harmonisasi bersama untuk bisa menjembatani semuanya,” ujar Iwan.
Ravi Shankar Ketua APSYFI menekankan perlu adanya kepastian pasar, untuk mendorong Investasi “Perlu kepastian pasar, dari hulu ke hilir, supaya bisa mendorong investasi, khususnya di beberapa masalah seperti gas, PLN, aturan pajak, Kepabeanan, lingkungan hidup, dan BKPM bisa mensinkronasi melalui regulasi,” ujar Ravi.