BKPM: Revitalisasi Industri Tekstil Butuh Dana Rp175 Triliun

Loading

goodmoneyID – Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) siap membantu para pengusaha yang bergerak di Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) untuk meningkatkan daya saing. Harapannya, produk TPT lokal bisa menjadi tuan di rumah sendiri.

Bahlil Lahadalia Kepala BKPM menyebut peningkatan ini akan dilakukan malalui proses hulu ke hilir, yang diperkirakan akan memakan biaya hingga Rp 175 triliun.

“Kita sudah sampaikan ke Presiden terkait revitalisasi industri tekstil ini. Angakanya kalau tidak salah Rp175 triliun, dibagi hulu ke hilir, termasuk kebun. Kalau untuk mesinnya sendiri Rp75 triliun. Kita akan memprioritaskan yang utama dan mencari solusi agar melahirkan daya saing yang kompetitif,” ujar Bahlil  pada saat Konferensi Press (11/12) di gedung BKPM Jakarta.

Di tempat yang sama, Wakil Ketua API (Asosiasi Pertekstilan Indonesia) Anne Patricia Sutanto menjelaskan butuh waktu 7 tahun untuk merevitalisasi dari hulu ke hilir. Dengan harapan dana yang diberikan ini dalam 12 tahun kedepan diperkirakan pemasukan devisa Indonesia  bisa meningkat 10 kali lipat.

“Dana 175 triliun itu akan dilakukan dari hulu ke hilir dalam waktu 7 tahun, dengan harapan dalam waktu 12 tahun devisa kita akan meningkat dari USD 13,2 miliar 2018 menjadi USD49 miliar di 2030, dengan bantuan ini,” ujar Anne Patricia.

Sementara Direktur Utama PT Sritex Iwan Lukminto berharap sinergi antar lembaga dan kementerian ini bisa menumbuhkan harmonisasi Industri  yang lebih baik kedepan. Pihaknya merekomendasikan enam pokok pemecahan masalah Industri Tekstil:  1. Raw Material, 2. Market, 3. Komersial, 4. SDM,5. Energi dan Teknologi, 6. Lingkungan Hidup.