goodmoneyID – Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
menggelar kegiatan Diseminasi Peta Jalan Hilirisasi Investasi Strategis di Hotel Raffles Kuningan, Jakarta kemarin siang (28/12). Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Joko Widodo untuk mendorong transformasi ekonomi melalui hilirisasi dan industrialisasi sumber daya alam di Indonesia.
Sekretaris Kementerian Investasi/Sekretaris Utama BKPM Ikmal Lukman saat membuka kegiatan memaparkan bahwa kegiatan ini adalah tahap akhir dari rangkaian penyusunan Peta Jalan Hilirisasi Investasi Strategis Tahun 2022 yang telah dimulai sejak bulan Juni 2022.
Ia juga menambahkan bahwa Kementerian Investasi/BKPM membentuk Kedeputian Hilirisasi Investasi Strategis untuk menunjang terealisasinya hilirisasi investasi berkualitas di Indonesia.
“Hilirisasi dan industrialisasi sumber daya alam merupakan salah satu dari 5 agenda besar pemerintah Indonesia. Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, kita didorong untuk bisa menciptakan pertumbuhan ekonomi nasional yang berkualitas melalui hilirisasi dan industrialisasi. Oleh karena itu, Kementerian Investasi/BKPM membentuk Kedeputian Hilirisasi Investasi Strategis untuk bisa mewujudkan visi ini. Melalui hilirisasi, maka akan terbuka lapangan pekerjaan yang lebih luas, meningkatkan ekspor, dan pada akhirnya diharapkan dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Ikmal.
Dalam laporannya, Deputi Bidang Hilirisasi Investasi Strategis Kementerian Investasi/BKPM Heldy Satrya Putera memaparkan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menyebarluaskan informasi mengenai peta jalan hilirisasi investasi strategis yang telah disusun kepada para stakeholder terkait antara lain, Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Pelaku Usaha, Asosiasi, dan Akademisi.
Peta jalan hilirisasi ini meliputi 8 (delapan) sektor yang memuat produk prioritas hilirisasi dari 21 komoditas yang dipilih berdasarkan beberapa kriteria.
“Terdapat 8 sektor hilirisasi yang ada di dalamnya antara lain minyak bumi, gas bumi, mineral, batubara, perkebunan, kehutanan, perikanan, dan kelautan. Kajian yang dimuat dalam peta jalan ini ada 7 aspek di antaranya terkait kebijakan, hulu, industri, rantai pasok dunia, infrastruktur kawasan, analisis risiko, dan rekomendasi kebijakan. Arah hilirisasi ini kami buat scoring (penilaian), jadi ada formulasi untuk mengetahui mana hilirisasi yang terbaik. Diharapkan peta jalan ini mampu memberikan proyeksi yang tepat bagi langkah yang akan diambil untuk pengembangan hilirisasi di Indonesia,” jelas Heldy.
Tren realisasi investasi menunjukkan perubahan yang cukup signifikan sejak dilaksanakannya hilirisasi di Indonesia. Transformasi ekonomi dari industri sektor primer ke industri berbasis nilai tambah sejak tahun 2019 sampai dengan 2021 menunjukkan bahwa Industri Logam Dasar, Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya meningkat 90,7% dari Rp61,6 triliun menjadi Rp117,5 triliun.