Prediksi Ekonomi 2023: Indonesia Unggul di Produksi Manufaktur

Loading

goodmoneyID – Para pakar dan analis telah memperingatkan soal kemungkinan resesi yang diperkirakan terjadi di tahun 2023. Inflasi yang tengah terjadi mempengaruhi banyak orang dalam skala global akibat berbagai faktor sosial ekonomi, khususnya konflik Rusia-Ukraina dan gangguan rantai pasok.

Kenaikan harga komoditas dan tarif kargo telah berhasil dikendalikan, seiring penurunan secara drastis terkait permintaan konsumen. Meskipun ada indikasi yang jelas bahwa resesi akan terjadi, namun khusus kawasan Asia, termasuk Indonesia, diperkirakan akan tetap kuat di tengah-tengah prospek yang kurang baik.

Indonesia bersama negara-negara berkembang di Asia unggul dalam hal produksi manufaktur

Perekonomian negara-negara maju (misalnya Singapura, Korea, Selandia Baru, Australia, dan Taiwan) mengalami penurunan produksi manufaktur, sementara perekonomian negara-negara berkembang (misalnya China, Indonesia, dan Thailand) menunjukkan situasi yang lebih baik dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya.

Hal ini sebagian disebabkan oleh penundaan pembukaan perbatasan wilayah yang berkontribusi pada peningkatan pesanan dalam negeri, yang mengarah ke peningkatan permintaan di atas rata-rata.

Namun, hal ini kemungkinan tidak akan bertahan lama mengingat penerapan pembatasan yang dilonggarkan dan pembukaan kembali perbatasan wilayah. Secara garis besar, penurunan produksi manufaktur di negara-negara maju pada akhirnya akan menghambat pertumbuhan produksi Asia. 

Sementara itu,Indonesia diperkirakan akan mengalami penurunan PDB di tahun 2023 sebesar 3,6 persen. Walaupun kini pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,72 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal III 2022, tetapi kedepannya dengan situasi global dan juga ancaman terjadinya resesi, maka Indonesia diprediksi akan mengalami penurunan pada kinerja perekonomian nasional. 

Akan tetapi situasi ini akan perlahan membaik dengan proyeksi bertambahnya permintaan masyarakat Indonesia terhadap hasil produksi manufakturing dalam negeri. Meningkatnya permintaan domestik Indonesia ini diperkirakan mampu memberikan kontribusi sebesar 6 persen terhadap pertumbuhan PDB Indonesia di tahun 2023. Hal ini dapat menjadi penghalau dalam menekan ancaman resesi yang akan datang.