Dampak Covid-19, Pembiayaan Baru Adira Menurun

Loading

goodmoneyID – Meluasnya penyebaran virus Covid-19 di Indonesia menjadi tantangan semua lini usaha termasuk bagi Industri otomotif. Hal ini tercermin dari kinerja segmen penjualan sepeda motor baru wholesales domestik yang mengalami penurunan sekitar 7% yoy menjadi 1,6 juta unit pada kuartal 1 2020.

Selain itu, penjualan domestik mobil baru wholesales tercatat turun sebesar 7% yoy menjadi 237 ribu unit di kuartal I-2020. Penurunan ini disebabkan karena berkurangnya aktivitas ekonomi domestik selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) serta adanya tekanan global akibat pandemic Covid-19.

Menanggapi hal tersebut, Presiden Direktur Adira Finance Hafid Hadeli mengatakan Adira pada kuartal 1 2020 mencatatkan pembiayaan baru kendaraan sebesar Rp8,4 triliun, atau turun 11% di periode yang sama tahun sebelumnya.

“Secara keseluruhan penjualan segmen sepeda motor dan mobil mengalami penurunan, relative sejalan dengan penurunan industri di sepanjang kuartal I-2020 ,” terang Hafid, dalam rilis tertulis, Jumat (01/5).

Penurunan ini diyakini karena melemahnya daya beli konsumen akibat dari penyebaran Covid-19 dan penurunan harga komoditas seperti Minyak, Batu Bara, dan CPO.

Pembiayaan sepeda motor Adira Finance pada kuartal I-2020 mengalami penurunan sebesar 13% menjadi Rp4,1 triliun, dimana segmen motor baru hanya mengalami sedikit penurunan sebesar 2% menjadi Rp3,4 triliun. Honda berkontribusi terbesar dengan komposisi 64% dari total pembiayaan sepeda motor, sementara Yamaha menyusul dengan 29% dari total pembiayaan.

Secara keseluruhan, pembiayaan mobil baru turun sebesar 27% yoy menjadi Rp1,7 triliun, akibat dampak dari melemahnya penjualan industri mobil disertai dengan penurunan permintaan dari segmen komoditas.

Selain itu total pembiayaan kendaraan komersial turun 36,3% menjadi Rp1 triliun dan segmen kendaraan penumpang juga turun 30,3% menjadi Rp1,8 triliun. Komposisi masing-masing segmen komersial dan segmen penumpang Adira Finance adalah 37% dan 63% di kuartal I 2020.

Namun, Adira mencatatkan peningkatan pendapatan bunga sebesar 5,5% yoy menjadi Rp 3,1 triliun, sementara biaya bunga naik 6,4% yoy menjadi Rp 1,2 triliun. Sehingga pendapatan operasional naik sebesar 8,7 persen menjadi Rp 2,1 triliun.

“Secara keseluruhan laba bersih setelah pajak perusahaan naik 12,5% menjadi Rp 520 miliar,” terang Hafid.

Ditengah masa pandemi Covid-19, Adira Finance tetap melakukan penyaluran pembiayaan baru walaupun disesuaikan dengan kriteria dan kondisi saat ini.

“Kami telah mengambil langkah inisiatif untuk memastikan keselamatan karyawan serta kami juga tetap melanjutkan operasi bisnis”, tutup Hafid.