Digitalisasi Payment Bisa Bawa Indonesia Masuk Kelompok G5

Loading

goodmoneyID – Penerapan pembayaran digital (digital payment) menurut Kepala Deputi III Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Kaspar Situmorang bisa membawa Indonesia masuk dalam kategori lima negara berpendapatan besar di dunia atau kelompok G5 dalam beberapa waktu mendatang. Sebab menurutnya, pembayaran digital melalui aplikasi berbasis kode quick response Indonesia Standard (QRIS) akan berdampak positif bagi perekonomian di berbagai sektor.

“Karena, masyarakat dapat dengan mudah melakukan kegiatan produktif di mana pun melalui ponsel pintar yang digenggamannya. Akan mendorong produktivitas, melalui implementasi QRIS oleh seluruh masyarakat akan membuat Indonesia masuk dalam kelompok G5,” kata Kaspar Situmorang saat diskusi dengan tema “Digital Payment Inovation Day 2” pada Selasa (15/2).

Menurut Kaspar, digunakannya metode pembayaran QRIS akan membuat perekonomian di dalam negeri menjadi lebih inklusif. Karena, dapat membuka peluang berbagai pemangku kepentingan dapat saling berinteraksi kala melakukan kegiatan produktif di berbagai aspek pada setiap waktu.

Antar pemangku kepentingan seperti korporasi atau perusahaan dapat langsung menjalin kegiatan ekonomi dengan konsumen secara langsung. Melalui medium pembayaran digital yang menghubungkan keduanya di ruang digital.

“Tidak hanya antara bussines to bussines, tetapi juga bisa menjalin bussines to costumer secara langsung,” katanya.

Pentingnya hal itu, maka pemerintah harus mampu secara masif menggaungkan hal itu hingga ke pelosok tanah air. Sehingga, masyarakat dapat berpartisipasi menggunakan QRIS pada setiap kegiatan produktif yang dilakukan.

Mengingat, saat ini terdapat sebanyak 90 juta masyarakat yang belum mengadaptasi teknologi keuangan digital maupun perbankan. Dengan begitu, diperlukan langkah strategis dalam membuat sejumlah masyarakat itu dapat segera mengaplikasikan perbankan.

“Masih banyak masyarakat yang belum mengenal sistem pembayaran digital maupun perbankan, ini yang harus segera disikapi,” tuturnya.

Kadin, lanjut Kaspar, akan berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan dalam meningkatkan penetrasi perbankan kepada setiap masyarakat di berbagai pelosok. Harapannya, masyarakat dapat secara aktif menggunakan layanan itu dalam setiap kegiatan produktif.

“Kita akan berkolaborasi dalam membantu seluruh masyarakat Indonesia dapat mengakses perbankan maupun pembayaran digital,” pungkasnya.