Setelah pada 2018 lalu PT Industri Sandang Nusantara (Persero) (ISN) mendapat pendanaan dari sinergi BUMN, pada 2019 ini kembali ISN memperoleh pendanaan dari Bank Mandiri.
Sinergi BUMN ini ditandai dengan penandatanganan kerja sama Pendanaan Non Cash Loan (SKBDN dan L/C) dengan Bank Mandiri sebagai pemberi fasilitas pendanaan dan Jasindo sebagai penjamin transaksi.
Penandatanganan dilakukan langsung oleh Direktur Utama ISN Agus Hendardi. Sementara Bank Mandiri diwakili oleh Direktur Hubungan Kelembagaan Bank Mandiri Alexandra Askandar, dan mewakili Jasindo ialah Direktur Pengembangan Bisnis Jasindo Sahata L. Tobing.
Penandatanganan disaksikan langsung oleh Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kemen-BUMN Aloysius Kiik Ro dan Deputi Jasa Keuangan, Jasa Survei, dan Keuangan Lainnya Kemen-BUMN Gatot Trihargo.
Disampaikan Agus Hendardi, selain menambah sisi permodalan, dengan pendanaan ini ISN dimungkinkan untuk melakukan ekspansi di industri tekstil.
“Kapitalisasi yang didapat ISN sekarang ini risikonya lebih rendah. Sehingga perputaran keuangan lebih bagus. Efeknya, keberlanjutan dalam bisnis sandang ini lebih bagus,” ujarnya.
Tahap Awal Rp100 Miliar
Dalam skemanya, Bank Mandiri akan memberikan plafon fasilitas Pendanaan Non Cash Loan bersifat revolving pada tahap awal sebesar Rp100 miliar. Selain diharapkan dapat memperkuat struktur modal, melalui kerja sama ini ISN juga diharapkan dapat meningkatkan turn over penjualan ISN hingga 4-6 kali per tahun.
Gatot menyampaikan, ini merupakan sejarah bagi ISN. “Kondisi ISN saat ini berbeda dengan yang dulu. Sekarang muncul optimisme baru dari para direksi ISN untuk terus berbenah,” ujarnya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Alexandra. Menurutnya, industri tekstil merupakan salah satu portofolio besar dari perbankan. Terbukti pada Kuartal I-2019, produksi tekstil tumbuh 19 persen, di atas industri manufaktur.
“Momen positif ini membuat Mandiri siap mendukung pengembangan bisnis dari ISN,” ucapnya.