goodmoneyID – PT Distribusi Voucher Nusantara Tbk. (DIVA), perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi dan komunikasi ini sampai akhir tahun 2020, menyatakan akan fokus melanjutkan ekspansi pada merchant Usaha Menengah Kecil Mikro (UMKM).
“Fokus kami di kuartal II, kami akan melanjutkan yang ada di kuartal I, dimana kita tentu tetap melakukan ekspansi untuk mitra umkm. Kita akan terus melakukan penambahan poin-poin untuk penerimaan pembayaran non tunai baik itu di public service maupun di pembayaran mitra UMKM melalui channel intelligent massaging di whatsapp,” ungkap Direktur Distribusi Voucher Nusantara Dian Kurniadi dalam paparan publik perseroan, Selasa (21/7).
Pada kuartal I 2020, Diva berhasil menambah 3,800 merchant menjadi totalnya 25,100 merchant UMKM yang menggunakan platform DIVA smart outlet dan intelligent messaging melalui whatsapp.
Adapun realisasi dana capex sampai semester I perseroan, menggelontorkan Rp3,2 miliar di tahun 2020. Semester kedua, menggelontorkan dana investment sebagian besar untuk bahasa.ai.
Dengan demikian, perseroan mencanangkan total belanja modal sebesar Rp30 miliar hingga Rp40 miliar dengan asumsi proyek transportasi, fasilitas publik, dan tol dari yang akan terealisasi pada tahun ini. “Untuk tahun ini dari rencana capex kita akan belanjakan Rp30 miliar – Rp40 miliar,” imbuh stanley.
Kedepan Diva siap menggelontorkan pendanaan untuk mempercepat ekspansi dan investasi di sektor infrastruktur, transportasi dan teknologi.
“Kita juga masih melihat kondisi apa yg terjadi di kuartal I kita bahagia pssb melonggar ini harapannya para mitra umkm kita bisa tumbuh. Dan sudah banyak sekali proyek kita yang sudah deal, seperti Transjakarta, Tol dan Publik parkir,” tukasnya.
Stanley menjelaskan perseroan belum bisa memberikan data pasti kinerja terbaru pada kuartal I, sebab masih dalam proses pembukuan, namun dalam waktu dekat pihaknya bakal segera merilis laporan kinerja perseroan kuartal I.
Saat ini ekspansi perseroan itu didukung oleh posisi kas bersih perseroan sebesar Rp124 miliar hingga saat ini. Sebagai gambaran, perseroan mencatatkan pertumbuhan pendapatan pada kuartal pertama sebesar 1,73% secara tahunan menjadi Rp860,71 miliar. Di sisi lain, laba bersihnya tergerus 65,07% secara tahunan menjadi Rp7,34 miliar yang diakibatkan oleh penurunan pendapatan dari lini usaha perjalanan dan pariwisata yakni -61%.
“Untuk keputusan RUPS, perseroan memutuskan untuk tidak membagikan dividen karena kita melihat perseroan ini masih membutuhkan dana untuk men-support beberapa proyek besar seperti merchant acquisition, proyek payment public services dan melakukan dana cadangan menghadapi kondisi pandemi,” tutup Stanley.